Tempat Ibadah Selalu Jadi Sasaran Aksi Teror Bom dalam 5 Tahun Terakhir, BNPT-RI Ungkap Alasannya
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT-RI) mengungkap alasan kelompok teror kerap menargetkan lokasi tempat ibadah saat beraksi.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
"Yang satu itu yang laki-laki masih menempel di motornya. Yang lebih parah lagi kondisinya ini yang perempuan," ujarnya, kepada awak media di Makassar.
Proses identifikasi terhadap jenazah pelaku masih terus dilakukan. Sehingga, Zulpan mengaku, pihaknya belum mengetahui identitas kedua pelaku tersebut.
"Sudah dilakukan penelitian oleh tim Inafis dan DVI, siapa kedua pelaku ini. Mudah-mudahan dalam waktu singkat kita bisa sampaikan identitas kedua pelaku," pungkas Zulpan
Sementara itu, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Mabes Polri, Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan, ada dua orang pelaku ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jalan Kahaolalido-MH Thamrin, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).
Berdasarkan informasi hasil penyelidikan yang dihimpun pihak Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, dan Polda Sulawesi Selatan, dari berbagai macam alat bukti.
Seperti rekaman kamera pengawas yang ada di sekitar lokasi insiden ledakan. Atau keterangan sejumlah saksi mata.
Sebelum bom tersebut meledak. Argo menerangkan, terdapat dua orang pelaku yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan mengendarai kendaraan roda dua atau motor jenis matik.
Kemudian, keduanya berusaha merangsek masuk ke dalam pelataran halaman gereja, melalui pintu gerbang utama. Namun, sebelum tiba di dalam area yang mereka tuju. Keduanya lebih dahulu dihentikan sejumlah orang anggota satuan pengamanan (satpam) gereja.
"Ada 2 orang yang berboncengan menggunakan kendaraan roda dua, jenis matik, nopolnya DD-5984-MD," ujar Argo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Minggu (28/3/2021).
Tak berselang lama pascadihentikan paksa laju kendaraan kedua orang tak dikenal itu. Ledakan bom bunuh diri tersebut terjadi.
Akibatnya, ungkap Mantan Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jatim itu, tercatat 14 orang mengalami luka-luka.
Mereka terdiri dari anggota satpam dan beberapa jamaat gereja yang rampung menunaikan ibadah Misa hari Minggu pagi.
Argo merinci jumlah korban luka dan tiga rumah sakit (RS) yang menjadi rujukan perawatan para korban.
Yakni, 3 orang satpam gereja dirawat di RS Stella Maris. Kemudian, 7 orang jemaat gereja dirawat di RS Akademis. Dan, 4 orang jemaat gereja sisanya dirawat di RS Pelamonia.
"Kebetulan jam tersebut sudah selesai daripada kegiatan misa. Karena mungkin melihat banyak yang keluar. Pada saat itu memang tidak full sesuai prokes, kan separuh (jumlah) jamaah yang hadir di gereja itu. 2 orang itu dicegah oleh sekuriti," jelasnya.