Bom di Makassar
Asal-usul 2 Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar, Aksi Sebelumnya 'Parah', Ada 4 Lain yang Hendak Beraksi
Ternyata 2 orang pelaku bom bunuh diri yang tewas di tempat sempat beraksi sebelumnya dengan pemetaan rencana yang cukup matang.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Penulis: Ignatia Andra Xaverya | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Asal-usul 2 pelaku bom bunuh diri di Makassar akhirnya terungkap.
Identitas para pelaku Bom di Makassar, dikuak langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Setelah ditelusuri, kepolisian berhasil menemukan fakta bahwa aksi para pelaku sebelumnya juga parah.
Keduanya sempat terlibat aksi peledakan yang direncanakan di Solo hingga Dholo, Filipina.
Jaringan kelompok kedua pelaku adalah JAD.
Setelah berhasil mengantongi identitas jenazah, kini kepolisian juga mengungkap kemungkinan adanya 4 orang lainnya yang mempersiapkan aksi lain.
Baca juga: Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Terkuak? Nama Hasnawati Dikantongi, CCTV Rekam Ledakan

Update terbaru kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar menyisakan beberapa fakta tragis.
Di antaranya tentang asal-usul para pelaku hingga jaringan yang menaungi keduanya.
Dikutip TribunJatim.com dari Tribun-Timur.com, dua pelaku yang tewas itu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu, kata dia, merupakan Jaringan Ansharut Dulah (JAD).
Dimana, 20 pengikut dari JAD itu telah diamankan sebelumnya oleh Densus 88 di beberapa lokasi di Sulsel, pada Januari lalu.
"Terkait dengan identitas pelaku kita sudah dapatkan, yang bersangkutan berinsial L. Yang bersangkutan merupakan kelompok dari beberapa pelaku yang beberapa waktu lalu kita telah amankan (JAD)," ujar Listyo.
"Jadi ini adalah bagian dari kelompok beberapa waktu lalu yang kita amankan, kurang lebih 20 orang dari kelompok JAD," sambungnya.
Baca juga: Terkuak Sosok & Wajah Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Makassar, Kapolri Beber Jaringan Sang Teroris
Kelompok JAD itu lanjut Listyo, pernah melakukan kegiatan aksi teror di Dolo Philipina.
"Kelompok ini tergabung atau terkait dengan kelompok yang pernah melaksanakan kegiatan operasi di Dolo Philipina Tahun 2018," terangnya.