Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kapal Selam Nanggala Hilang

Sosok Kapten Laut (E) Yohanes Heri, Awak KRI Nanggala 402 di Mata Tetangga: Baik dan Grapyak

Sosok Kapten Laut (E) Yohanes Heri, salah satu awak KRI Nanggala 402 yang hilang kontak, di mata tetangga: Orangnya baik dan grapyak.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI
Suasana gang permukiman kediaman Kapten Laut (E) Yohanes Heri, di Jalan Batu Pualam, Kota Baru Driyorejo, Gadung, Driyorejo, Gresik, Sabtu (24/4/2021). 

Reporter: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Kapten Laut (E) Yohanes Heri menjadi satu di antara 53 orang kru kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di perairan sisi utara Pulau Bali, sejak Rabu (21/4/2021) lalu.

Di dalam pelayaran misi penembakan torpedo SUT kepala latihan dan kepala perang tahun 2021 yang direncakan berlangsung Kamis (22/4/2021) kemarin, Kapten Laut (E) Yohanes Heri bertugas sebagai Kepala Departemen Elektronika Senjata (Kadep Leksen) kapal selam tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunJatim.com, Kapten Laut (E) Yohanes Heri bermukim di kawasan Jalan Batu Pualam, Perumahan Kota Baru Driyorejo (KBD), Gadung, Driyorejo, Gresik.

Ia tinggal di sebuah gang beralamat Jalan Batu Pualam 4, bersama istri dan empat orang anak. 

Pantauan TribunJatim.com, kediaman Kapten Laut (E) Yohanes Heri dan keluarganya berada di bagian ujung dari pintu masuk utama gang Jalan Batu Pualam.

Istrinya merupakan seorang bidan berinisial L yang juga membuka praktik fasilitas layanan kesehatan (fasyankes), tepat berdempetan di sisi barat sebelah rumahnya.

Menurut sejumlah petugas fasyankes bidan yang dikelola istri Yohanes Heri, bidan L merupakan istri Kapten Laut (E) Yohanes Heri.

Namun bidan L tidak sedang di rumah.

Semenjak mendengar kabar insiden kapal selam Nanggala 402, kendaraan tugas suaminya, dikabarkan tidak ada.

Baca juga: 72 Jam Sudah KRI Nanggala 402 Hilang, Jejak Kapal Selam Belum Muncul, 1 Temuan Magnet Kuat: Dikejar

Bidan L langsung dijemput oleh pihak keluarga untuk tinggal sementara di Kertosono, Nganjuk.

"Enggak di sini. Kadang cuma kirim obat saja. Sulit diajak komunikasi (telepon) karena masih bersedih. Sudah dibawa keluarganya sejak kemarin ke Kertosono," ujar perempuan berpakaian warna merah saat ditemui TribunJatim.com di Teras Fasyankes Bidan L Jalan Batu Pualam 4, Kota Baru Driyorejo (KBD), Gadung, Driyorejo, Gresik, Sabtu (24/4/2021).

Sementara itu, penuturan sebaliknya justru datang dari tetangga, bernama Bagio.

Kapal selam KRI Nanggala-402 bertolak dari Pelabuhan Indah Kiat, Cilegon, Banten, Sabtu (6/9/2014).
Kapal selam KRI Nanggala-402 bertolak dari Pelabuhan Indah Kiat, Cilegon, Banten, Sabtu (6/9/2014). (KOMPAS.com)

Pria berkaus polo itu mengatakan, bidan L masih berada di dalam rumah.

Pagi tadi, ia mengaku sempat melihat bidan L masih beraktivitas di depan rumah. Dan pada Jumat (23/4/2021) di kediaman tersebut banyak didatangi oleh anggota berseragam TNI-AL.

"Kemarin banyak orang TNI, datang ke rumah (Pak Yohanes Heri). Bu L, ada. Ada Bu L. Bidan kok. Nah itu ada orang banyak kok," ujar Bagio seraya mengarahkan telunjuknya ke arah kerumunan orang yang baru keluar dari kediaman Yohanes Heri.

Baca juga: Tantangan Terberat Pencarian KRI Nanggala 402 Versi Pengamat, Cadangan Oksigen Hampir Habis: Jam 3

Pasutri itu, ujar Bagio, sudah terbilang lama bermukim di kawasan tersebut. Ia mengaku baru mengetahui kabar mengenai hilangnya kapal selam kendaraan tugas berlayar tetangganya itu.

Sosok Yohanes Heri di mata Bagio merupakan warga yang baik dan ramah. Kendati disibukkan dengan tugas kedinasan sebagai anggota TNI-AL, Yohanes Heri selalu berupaya memenuhi undangan setiap kegiatan kemasyarakatan bersama warga permukimannya.

"Orangnya baik. Grapyak (ramah). Kalau kebetulan beliaunya ada di rumah, ya bantu (hadir kegiatan warga)," ujarnya pada TribunJatim.com.

TribunJatim.com berupaya menemui istri Kapten Laut (E) Yohanes Heri. Namun pagar teralis berbahan besi warna hitam rumahnya tampak tertutup dan dikunci.

Begitu juga pintu utama rumah, menampakkan kondisi tertutup. Beberapa kali uluk salam yang dihaturkan, tidak kunjung menuai tanggapan.

Sekadar diketahui, hingga Sabtu (24/4/2021) siang, belum ada kepastian hasil proses pencarian dari tim penyelamat yang telah berlangsung empat hari.

Kapal selam KRI Nanggala 402 dikabarkan hilang kontak di perairan sisi utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 03.00 WIB.

Kapal Selam Cakra Indonesia KRI Nanggala berlayar dari pelabuhan di Cilegon, Banten. Foto diambil 5 Oktober 2017.
Kapal Selam Cakra Indonesia KRI Nanggala berlayar dari pelabuhan di Cilegon, Banten. Foto diambil 5 Oktober 2017. (AFP via Tribunnews)

KRI Nanggala 402 semula ikut dalam skenario latihan penembakan yang rencananya dihadiri Panglima TNI dan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Yudho Margono.

Namun akhirnya rencana keberangkatan tersebut batal seiring perisitiwa hilangnya KRI Nanggala.

Kapal selam buatan Jerman tahun 1978 itu diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali.

Diduga, KRI Nanggala berada di palung kedalaman 700 meter perairan laut Bali. Dalam upaya pencarian kapal selam tersebut, Indonesia kini telah meminta bantuan dua negara sahabat, yakni Singapura dan Australia.

Ikuti terus update terbaru soal hilangnya kapal KRI Naggala 402 dan berita viral lainnya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved