Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Magetan

Ramadan 2021, Penjual Kurma di Magetan Sebut Omzet Turun Drastis, Cek Varian yang Tersedia di Gudang

Cerita pedagang besar buah kurma warga Kelurahan Selosari, Kecamatan/Kabupaten Magetan. Penjualan Ramadan 2021 turun drastis.

Penulis: David Yohanes | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM/DONI PRASETYO
Renita pedagang besar buah kurma warga Kelurahan Selosari, Kecamatan/Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mempacking buah kurma bersama karyawan karyawannya secara manual di rumahnya, sekaligus merangkap gudang dan toko buah kurma. 

Reporter: David Yohanes | Editor: Heftys Suud

TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN - Setiap bulan puasa, Renita pedagang besar buah kurma warga Kelurahan Selosari, Kecamatan/Kabupaten Magetan, Jawa Timur ini bisa menghabiskan 15 ton buah kurma.

Buah-buah kurma itu didatangkan langsung dari negara Timur Tengah.

Tapi sejak pandemi virus Corona ( Covid-19 ), dari stok yang disediakan itu, menurun lebih dari 50 persen.

Baca juga: Terjawab Isu Sule Pakai Pesugihan? Kesaksian Denny Darko Muncul, Bukan yang Harus Diberikan Tumbal

Baca juga: Intip Penampilan Krisdayanti Belum Kenal Oplas, Kini Rela Gelontor Rp1 M Demi Suntik DNA Ikan Salmon

"Permintaan buah kurma sebelum pandemi, omzetnya sampai Rp 350 juta, atau untuk buah kurma seberat 15 ton. Namun sejak masa pandemi melanda, omzet penjualan buah kurma di saat saat bulan Ramadhan ini menurun drastis," kata Renita warga Jalan Lawu Tiga, Kelurahan Selosari, Kecamatan/Kabupaten Magetan kepada TribunJatim.com, Minggu (24/4/2021).

Bermacam varian buah kurma, tambah Renita, didatangkan langsung dari Kota Medinah, Arab Saudi.

Setiap packing, kira kira 1/2 kilogram paling murah dijual Rp 28.000/packing dan termahal untuk buah kurma super dijual Rp 350.000/pecking.

"Sebelum ada pandemi, kami stok 15 ton, pekan kedua puasa. Sudah habis. Namun di puasa ini, buah kurma kami masih banyak sekitar 5 ton - 6 ton. Praktis buah kurma yang terjual kira kira sebanyak 9 ton, artinya turun penikmat buah kurma sekitar 50 persen," kata wanita energik ini.

Menurut Renita, varian buah kurma yang tersedia di gudang sekaligus toko dan rumah tinggal ini, diantarannya kurma Sukari, sunfruit, lulu, pionir.

Dari berbagai varian ini dikemas didalam plastik beraneka bentuk.

"Buah kurma yang sudah kami packing ini, kami masukkan ke toko toko dan swalayan, tidak hanya di wilayah Kabupaten Magetan, tapi juga ke Jakarta, Bandung, Surabaya, ke kota kota Jawa maupun luar pulau,"katanya.

Baca juga: Dendam Lama, Pemuda Kecamatan Pakel Tulungagung Serang Pasangan Sepuh Pakai Arit, Jari Korban Putus

Baca juga: Meski KRI Nanggala 402 Retak, Ada Bagian yang Mungkin Tak Dimasuki Air, Oksigen Mampu Tahan 5 Hari

Namun sejak pandemi sekitar bulan Maret tahun 2019 lalu, penjualan buah kurma, meski lambat mengalami penurunan, di tahun ketiga pandemi ini, penurunannya mencapai hampir 50 persen.

"Sampai hari ini, buah kurma yang kita pasarkan, hanya terserap atau laku sekitar 9 ton. Tahun sebelum pandemi, bulan puasa begini stok yang kami sediakan sebanyak 15 ton, ludes terjual di toko toko dan swalayan,"jelas Renita.

Dikatakan Renita, wanita pengusaha muda ini, pandemi selain merusak tata ekonomi masyarakat, juga pengusaha yang terdampak langsung dan berhadap hadapan dengan konsumen/masyarakat.

"Sejak katanya ada pendemi, daya beli masyarakat turun drastis dan ini berdampak langsung ke sektor usaha, termasuk pedagang buah kurma. Mudah mudahan, pandemi segera berlalu dan daya beli masyarakat meningkat kembali, imbasnya para usahawan juga ikut naik,"harap Renita.

Berita tentang Ramadan 2021

Berita tentang Magetan

Berita tentang Jawa Timur

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved