'Sakit Hati dengan Aiptu T' Pengakuan NA Wanita Pengirim Sate Beracun yang Tewaskan Anak Driver Ojol
Setelah dilakukan penyelidikan selama 4 hari, polisi akhirnya mengamankan terduga pelaku pengiriman sate.
Berkaca dari kasus kiriman sate yang dibubuhi racun di Kabupaten Bantul kali ini, Suprapto meminta supaya pengawasan peredaran obat keras harus lebih diperketat.
Menurutnya, pengaturan penjualan obat yang mengandung zat tertentu harus diatur lebih baik.
"Karena ini sudah beberapa kali terjadi ya pembunuhan dengan cara diracun.
"Perlu dipikirkan ke depan, untuk pembelian obat tertentu tidak cukup pakai resep dokter.
"Harus ada nama pembemi, nomor ponsel, dan alamat. Itu untuk antisipasi saja," tandasnya.
Baca juga: Polisi Kantongi Petunjuk Demi Ungkap Pengirim Paket Sate Misterius, Kuncinya CCTV: Cari Alat Bukti
Kronologi Kasus Sate Beracun

Dikutip dari Tribun Jogja ( grup TribunJatim.com ) Bandiman yang merupakan pengemudi ojek online (ojol) mendapatkan sate tersebut dari customernya.
Pria yang akrab disapa Bandi itu menjelaskan, kronologi awal kejadian menyedihkan tersebut.
Bandi mengaku kala itu dirinya habis istirahat dan seusai menunaikan salat Ashar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta.
Tiba-tiba Bandi dihampiri oleh perempuan tak dikenal.
Ia dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate bakar ke wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya. Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke Pak Tomi. Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi ojol," jelasnya.
Sore itu juga Bandi bergegas menuju rumah penerima paket yang berada di daerah Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut. Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama Pak Hamid," ungkap dia.
Sesampainya di rumah tujuan penerima paket, Bandi lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yang diberikan oleh perempuan yang ia temui di masjid.