Israel Serang Palestina
Jumlah Asli Anggota Hamas yang Tewas Perang 11 Hari Lawan Israel, Rela Mati Daripada Kena Covid-19
Inilah ternyata jumlah asli korban perang 11 hari anggota Hamas melawan warga Israel yang ternyata rela mati daripada kena Covid-19.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Penulis: Ignatia Andra Xaverya | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Terungkap sudah akhirnya jumlah sebenarnya anggota Hamas tewas dalam perang 11 hari melawan Israel.
Anggota Hamas tewas itu rupanya rela mati daripada meninggal karena Covid-19.
Perang antara Palestina dan Israel yang belum usai ternyata terus menjadi perdebatan bagi banyak pihak.
Termasuk oleh negara-negara tetangga tak terkecuali Indonesia.
Banyak pihak yang turut membicarakan berapa jiwa korban dari perang yang menewaskan warga sipil tersebut.
Baca juga: Pengakuan Mantan Pilot AU Israel, Membongkar Siapa Teroris Sebenarnya, Terungkap Makna Intifada

Konflik panas antara Palestina dan Israel memang seolah tak pernah berakhir.
Terbaru diketahui imbas dari konflik berkepanjangan tersebut.
Pemimpin Hamas Gaza Yahya Sinwar buka-bukaan soal jumlah anggotanya yang tewas dan jumlah jaringan terowongan bawah tanah (Israel menyebutnya metro) yang hancur dalam perang 11 hari melawan Israel.
Yahya Sinwar, target nomor dua Israel, mengklaim kelompoknya punya 10.000 martir yang siap berperang melawan Israel, jika Israel tetap ngotot menduduki Masjid Al Aqsa.

“Di masa mendatang, kami akan melakukan perlawanan rakyat yang maju, yang punggungnya akan dilindungi oleh perlawanan militer,” kata Yahya Sinwar.
"Kami ingin menyampaikan pesan kepada pendudukan dan dunia bahwa kami tidak membuat ancaman sembarangan, agar dunia tahu bahwa al-Aqsa memiliki orang-orang yang melindunginya."
Bahkan Yahya Sinwar, mengatakan dia akan menyambut Israel membunuhnya dalam serangan yang ditargetkan.
“Hadiah terbesar yang bisa diberikan Israel kepada saya adalah dengan membunuh saya,” katanya.
Baca juga: Kesaksian Fedi Nuril Ada di Masjid Al Aqsa, Sempat Ditahan Tentara Israel, Tapi 1 Hal Buatnya Heran
"Saya lebih suka mati sebagai martir karena F-16 daripada mati karena virus korona atau penyakit [lain],'' katanya.
Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, untuk kali pertama, Yahya Sinwar mengatakan 80 anggotanya tewas selama perang 11 hari dengan Israel.
Yakni 57 anggota sayap militer Hamas, Brigade Izzadin al-Qassam, 22 anggota kelompok Jihad Islam Palestina lebih kecil dan satu anggota kelompok kecil yang disebut Komite Perlawanan Rakyat.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza menyebutkan jumlah warga Palestina yang tewas dalam pertempuran itu adalah 254, termasuk 66 anak-anak, 39 wanita, dan 17 orang di atas usia 60 tahun.
Sedangkan militer Israel menyatakan bahwa mereka menewaskan sekitar 225 anggota Hamas dan menegaskan bahwa jumlah anggota Hamas sebenarnya jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan.
Yahya Sinwar juga mengklaim Hamas memiliki jarak 500 km terowongan bawah tanah di Jalur Gaza dan hanya lima persen dari terowongan yang berhasil dirusak Israel.
Ia mengklaim bagian yang rusak akan diperbaiki dalam beberapa hari.
Beberapa jam setelah gencatan senjata Jumat lalu, anggota Hamas mengerahkan alat berat untuk mengevakuasi sembilan jasad anggotanya yang tertimbun dalam terowongan bawah tanah akibat serangan Israel.
Militer Israel mengklaim menghancurkan lebih dari 100 km terowongan Hamas dalam perang 11 hari.
"Penginvasi gagal menghancurkan metro Hamas. Pendudukan tidak mencapai apa pun dari rencananya untuk mencegah perlawanan, dan gagal menilai situasi karena persiapan kami."
Ia menambahkan bahwa tak lama sebelum gencatan senjata diberlakukan, Hamas telah merencanakan untuk menembakkan 300 roket sekaligus, dengan 150 roket diarahkan ke Tel Aviv, tetapi memutuskan untuk tidak menghormati mediator Mesir dan Qatar.
Yahya Sinwar mengklaim Hamas memiliki kemampuan meluncurkan ratusan roket per menit dengan jarak tempuh 100-200 km.
Pemimpin Hamas menekankan bahwa gencatan senjata dengan Israel tidak bersyarat dan tidak ada kesepakatan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Sinwar mendesak penduduk lingkungan Sheikh Jarrah dan Silwan yang menghadapi penggusuran untuk "tabah," menambahkan bahwa kelompoknya akan mendukung mereka.
Mengenai laporan kesepakatan pertukaran tahanan, Yahya Sinwar menyatakan bahwa ada diskusi tentang masalah tersebut, tetapi ketidakstabilan politik di Israel menghalangi mereka untuk maju.
Soal kekhawatiran para donor internasional bahwa dana bantuan kemanusiaan disalahgunakan oleh sayap militer Hamas, dirinya mengklaim bahwa Hamas dan Brigade Izzadin al-Qassam memiliki dana mereka sendiri dan tidak memerlukan dana yang disediakan untuk rekonstruksi Jalur Gaza.
Ia berterima kasih kepada Iran karena mendukung Hamas dengan uang, senjata, dan keahlian.
Ikuti terus berita selengkapnya tentang Israel serang Palestina
Jangan lupa baca juga berita viral lainnya