Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kota Kediri

Manusia Silver di Kota Kediri Berkampanye Protokol Kesehatan Covid-19: Kami Sering Tekor

Manusia silver di Kota Kediri berkampanye protokol kesehatan Covid-19. Mereka mengaku sering tekor, baru beraksi sudah diusir.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Dwi Prastika
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Pengamen manusia silver yang sering dijumpai di Kota Kediri, 2021. 

Reporter: Didik Mashudi | Editor: Dwi Prastika

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Dalam dua bulan terakhir banyak ditemui aksi pengamen manusia silver sambil kampanye penerapan protokol kesehatan Covid-19.

Aksinya biasa dilakukan di sejumlah perempatan jalan di Kota Kediri, Jawa Timur.

Dijuluki pengamen manusia silver karena mengecat sekujur tubuhnya dengan warna silver. Mulai dari kepala hingga kaki dicat warna silver. Aksi dilakukan dengan bertelanjang dada.

Para pengamen manusia silver ini biasa melakukan aksi teatrikal sebelum mengedarkan kotak sumbangan kepada pengguna jalan yang berhenti di lampu traffic light.

Sedangkan pesan kampanye penerapan protokol kesehatan tertulis di kotak amal yang dibawa untuk menggalang donasi masyarakat.

Iyus (21) salah satu pegiat pengamen manusia silver mengungkapkan, aksinya dilakukan untuk membantu pemerintah dalam kampanye penerapan protokol kesehatan.

"Kami membantu mengingatkan masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan mencegah penyebaran Covid-19 dengan memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan," jelas Iyus, Senin (7/6/2021).

Pria asal Jombang ini mengaku sudah berkeliling sejumlah kota di Jawa Timur untuk kampanye penerapan protokol kesehatan melalui media manusia silver.

Karena aksinya untuk membantu pemerintah dalam kampanye penerapan protokol kesehatan, dia bersama koleganya sesama manusia silver selalu memakai masker.

"Kami selalu memakai masker saat beraksi di jalan. Itu SOP (standar operasional prosedur) komunitas kami," tambahnya.

Baca juga: Manusia Silver Kediri Ternyata Lebih Satu Orang, Meresahkan, Edarkan Kotak Berdalih Sumbangan Prokes

Iyus menjelaskan, upayanya hanya sekadar membantu pemerintah mengingatkan masyarakat untuk memakai masker.

Karena yang ditemui selama ini masih sangat banyak masyarakat yang tidak memakai masker saat beraktivitas di luar rumah.

Sedangkan aksinya yang mengedarkan kotak amal dilakukan secara sukarela tidak ada paksaan.

"Itu donasi sukarela, kami tak pernah memaksa," ungkapnya.

Sementara hasil yang diperoleh dari donasi kotak amal juga tidak seberapa besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan.

Karena setiap beraksi butuh biaya untuk mengecat sekujur tubuh dengan warna silver, termasuk membeli sambun dan pembersih cat.

"Kadang kami sering tekor, baru beraksi sudah diusir patroli satpol PP," ujarnya.

Meski begitu komunitas manusia silver mengaku tidak dendam dengan petugas satpol PP yang bekerja menjalankan perintah pimpinannya.

Sehingga aksinya dilakukan kucing-kucingan dengan aparat, seperti saat  hari libur, pagi, sore atau malam hari.

"Hasilnya untuk membeli cat dan sabun. Namun semangat kami mengingatkan protokol kesehatan mencegah penyebaran Covid-19," tambahnya.

Namun diakuinya, petugas di Kota Kediri sering melakukan patroli dibandingkan daerah lainnya.

"Kalau di kota ada razia, kami geser ke wilayah Kabupaten Kediri karena jarang ada patroli," ungkapnya.

Sementara Sekretaris Satpol PP Kota Kediri, Nur Khamid menjelaskan, petugas telah sering kali menertibkan pengamen manusia silver di jalanan.

Apalagi aksinya dilakukan dengan mengedarkan kotak amal sumbangan kepada masyarakat.

"Kalau ada pengaduan masyarakat keberadaan pengamen manusia silver selalu ditindaklanjuti petugas," jelasnya.

Berita tentang Kota Kediri

Berita tentang Jawa Timur

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved