Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Malang

Warkop Klodjen Djaja 1956 Pasang 3 Poster Bisokop Jadul, Ngeprank Tipis-tipis, Pengunjung: Filmnya?

Warkop Klodjen Djaja 1956 di Kota Malang pasang poster bioskop lama. Dikira ada pemutaran film 'ngeprank tipis-tipis'.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Hefty Suud
TribunJatim.com/Sylvianita Widyawati
Poster bioskop lama jadi ikonik warkop Klodjen Djaja 1956 di JL Cokroaminoto Kota Malang. Banyak pembeli terkecoh dikira warkop itu juga memutar film bioskop lama. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sylvianita Widyawati

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Warkop Klodjen Djaja 1956 di Jalan Cokroaminoto, Kota Malang memiliki konsep mempertahankan suasana jadul.

Sebab lokasi warkop tersebut adalah gedung heritage.

Selain dilengkapi barang lama, kini bagian atas gedung dipasang tiga poster bioskop lama. 

"Ngeprank tipis-tipis dengan pakai poster bioskop lama," jelas Didik Sapari, pemilik warkop pada awak Tribun Jatim Network beberapa waktu lalu.

Poster bioskop yang dipasang, milik film berjudul Gengsi Doong, Si Buta Joko Sembung dan Saur Sepuh.

Karena ada poster bioskop, yang kurang tahu, dikira ada pemutaran film di warkop itu.

Baca juga: Penjual Tabung Oksigen di Surabaya Relakan Pembeli Tidak Bayar, Tolak Aji Mumpung di Tengah Pandemi

"Ada yang nyelonong masuk langsung nanya, mana filmnya," cerita Didik. Ia bilang nggak ada pemutaran film. Poster itu hanya untuk ikonik warungnya. Sebab warungnya juga tidak luas. Tapi gara-gara itu juga membuat banyak orang foto-foto depan warungnya.

Ikhwal mendapatkan gambar poster bioskop diperoleh di internet.

Katanya sulit menemukan ukuran besar. Suatu hari ia mendapatkan dua poster dan dipasang. Tapi kemudian ditambah satu lagi.

Sehingga ada tiga poster yang seolah olah menandakam pemutaran hari ini, midnight dan akan datang. 

Di warungnya juga dipasang tulisan-tulisan jadul. Ada himbauan jaga prokes seperti cuci tangan, pakai handsatizer dll.

"Saya ingin membangun kesan tahun 80-90an di warkop ini," papar pengusaha warkop ini.

Ada sepeda lama, toa (pengeras suara) masjid yang dibelinya dua dan dipasang di depan. Toa ini yang menyebarkan lagu-lagu.

"Kalau pagi, ya disetel lagu-lagu lama kayak Beatles, Beegees karena yang datang umumnya orang-orangtua sekitar pasar," jawabnya.

Pasar kopi paginya adalah mereka yang bekerja di seputar Pasar Klojen. Tukang parkir, penjual pisang dll. Kopi robusta secangkir dijual Rp 2000. Kalau bawa cangkir sendiri hanya Rp 1000.

Tapi sore hari dijual Rp 3000. Jenis minuman lain yang disukai konsumen adalah kopi susu saring.

Baca juga: Pemkot Surabaya Siapkan RS Lapangan Kapasitas 500 Orang, Mensos Risma: Semoga Nggak Terpakai

Dikatakan, meski harga kopi murah, tapi tidak memakai kopi instan.

Pegawai memproses sendiri dari biji kopi menjadi bubuk. Karena itu, area dapurnya juga terbuka. Pembeli bisa melihat proses pembuatan kopinya.

Warkop ini beroperasi sejak 14 Februari 2021. Meski pandemi, namun menunjukkan trend penjualan positif.

Selain minuman, juga menjual biji dan kopi bubuk yang baru diproses saat ada pembelian. Menurutnya, lokasi warkop ini adalah milik teman SMA-nya.

Di era 1992, dia juga kerap nongkrong di rumah temannya ini. 

"Sejak lama ya modelnya seperti ini. Lokasinya strategis," jawabnya.

Ia menggambarkan sebelah warkop adalah penjual daging legend di Klojen sejak 1956. Sebenarnya satu area gedung. Karena itu dititipkan tahun itu di Klodjen Djaja 1956.

Nama Djaja diharapkan berjaya. Sebelum jadi warkop, sempat dijadikan tempat jualan bakso. 

Berita tentang Kota Malang

Berita tentang Jawa Timur

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved