Ronda Digital, Cara Anak-anak Siskamling Cegah Penularan Covid-19
Melalui Ronda Digital, menjadi cara bagi anak-anak melakukan Siskamling untuk mencegah penularan Covid-19 di masa pandemi.
Selain itu, katanya, anak-anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu kebanyakan gizi buruk. “Tapi bukan karena beratnya kurang saja ya, tapi mereka yang obesitas juga masuk kategori gizi buruk juga,” sambungnya.
Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Surabaya Ermi Ndoen menuturkan, anak-anak menjadi bagian penting dalam berbagai perubahan.
Termasuk upaya mereka yang bisa mengajak teman sebayanya untuk patuh pada 3M. Sebab, salah satu upaya yang bisa memutus penularan Covid-19 adalah patuh pada protokol kesehatan.
“Anak-anak bisa berbicara melalui media sosialnya untuk mengajak teman sebayanya bahkan keluarganya. Ajakan untuk menerapkan 3M serta menjaga hidup sehat,” katanya.
Ronda Digital, katanya, menjadi literasi digital yang disukai anak-anak untuk menyampaikan pesan kebaikan di media sosial. Mereka bisa melakukan Siskamling dalam upaya menekan angka penularan Covid-19.
Ronda Digital juga bisa menjadikan anak sadar literasi. Dalam bentuk virtual, aksi perundungan pun bisa terjadi. Termasuk pelecehan seksual anak yang terus ada di ruang digital.
“Keberadaan Ronda Digital bisa menjadi literasi yang bagus bagi anak-anak untuk saling mengingatkan antar sebayanya,” jelasnya.
Ermi Ndoen juga menambahkan, Geneasi Z merupakan anak-anak yang unggul serta paham memanfaatkan teknologi. Keberadaan teknologi bisa meningkatkan kemampuan, informasi publik dan membangun jaringan sosial.
“Termasuk membangun kreatifitas dan ide-ide bersama. Dengan literasi yang baik, maka kita semua bisa membangun literasi manusia,” katanya.
Ketua Forum Anak Jatim, Firnas menuturkan, kesempatan untuk ikut Ronda Digital menjadi tantangan bagi anak-anak.
Apalagi ada banyak produk digital yang bisa dipakai dalam patroli di media sosial sambil menyampaikan ajakan baik.
“Kami sadar kalau 3M di masyarakat memang mulai longgar, jadi perlu kampanye 3M yang lebih ketat,” jelasnya.
Nantinya, katanya, secara bergantian, anak-anak dari berbagai daerah, berbagai komunitas, berbagai sekolah akan menampilkan produk mereka, baik berupa seruan maupun ajakan untuk bisa menjaga denyut prokes dan kebiasaan menjaga 3M di masyarakat. (*)
