Berita Entertainment
Pantas Ditakuti Nia Ramadhani, Inilah Sosok Asli Si Mertua Konglomerat, Jejak Harta Aburizal Bakrie
Pantas ditakuti Nia Ramadhani, mertua konglomeratnya merupakan orang yang memiliki jejak karir tidak sembarangan, termasuk hartanya saat ini.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Nia Ramadhani merupakan menantu Aburizal Bakrie yang kini sedang ramai disoroti karena kasus narkoba.
Tingkah Nia Ramadhani di hadapan Aburizal Bakrie tak pernah sepi dari pemberitaan.
Termasuk soal siapa sosok asli dan sosok sebenarnya Aburizal Bakrie.
Si mertua konglomerat ternyata merupakan orang dengan jejak karir Aburizal Bakrie yang tak sembarangan.
Bahkan, menurut info yang berhasil ditelusuri, Aburizal Bakrie keturunan tokoh penting di negeri ini.
Baca juga: Nia Ramadhani Pernah Kuak Seramnya Aburizal Jika Bahayakan Masa Depan Cucu, Kini Kepercayaan Runtuh
Bukan tanpa alasan Nia Ramadhani terkesan segan dan takut terhadap ayah mertuanya.
Aburizal Bakrie bukan merupakan orang sembarangan di hadapan masyarakat Indonesia.
Selama ini di ingatan masyarakat, Aburizal identik dengan kekayaan berlimpah.
Memang, sejak pertama kali muncul, ia merupakan sosok pengusaha dengan segudang kekayaan yang ada.
Baca juga: Fisik Nia Ramadhani Berubah seusai Direhab, Sikap Ardi Bakrie & Istri ke Pasien Narkoba Lain Terkuak

Mertua Nia Ramadhani ini dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.
Ir. H. Aburizal Bakrie, yang juga akrab dipanggil Bakrie, Ical, atau ARB lahir di Jakarta, 15 November 1946 dan kini berusia 74 tahun.
ARB adalah pengusaha yang memiliki banyak bisnis yang menggurita di Indonesia.
Abu Rizal Bakrie juga pernah menjabat Ketua Umum Partai Golkar sejak 9 Oktober 2009.
Baca juga: Kelakuan Tak Biasa Aburizal Bakrie Demi Cucunya di Rumah Mewah Nia Ramadhani, Ardi Bakrie: Lihat Tuh
Tak hanya itu, ayah Ardie Bakrie itu juga sempat menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Indonesia Bersatu.
Namun usai adanya perombakan Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Desember 2005, ARB harus mundur dari jabatannya.