Berita Surabaya
Sepeda BMX Buatan Gresik Tampil di Olimpiade Tokyo 2020, Bea Cukai Berikan Kemudahan dan Dukungan
Produsen sepada BMX merk Thrill Bicycle di Desa Pasinan Lemah Putih Kecamatan Wringinanom Gresik yang viral karena tampil di Olimpiade Tokyo 2020...
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sri Handi Lestari
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Produsen sepada BMX merk Thrill Bicycle di Desa Pasinan Lemah Putih Kecamatan Wringinanom Gresik yang viral karena tampil di ajang Olimpiade Tokyo 2020, ternyata memanfaatkan fasilitas dari Bea dan Cukai Gresik untuk layanan ekspornya.
PT Indonesia Bike Works (IBW) mendapatkan dua fasilitas yang diberikan Bea Cukai Gresik berupa Bea Masuk ditanggung Pemerintah (BMDTP) dan fasilitas gudang berikat.
Hal itu terungkap dari hasil kunjungan Kepala Bea Cukai Gresik, Bier Budy Kismuljanto bersama tim dalam program Customs Visite Customer (CVC).
Bier Budy mengaku bangga dengan perusahaan yang selama ini dibawah asistensi Bea Cukai Gresik bisa mengharumkan nama Indonesia dikancah dunia.
“Selama ini kami selalu berusaha mempercepat proses administrasi kegiatan ekspor dan impor perusahaan di Gresik termasuk PT IBW. Kecepatan dalam bekerja inilah yang juga akan mendukung proses operasional perusahaan,” kata Bier Budi, Selasa (3/8/2021).
Bier berkomitmen untuk terus memberikan kemudahan dan berbagai dukungan kepada PT IBW.
Mengenai dua fasilitas yang diberikan kepada PT IBW, Bier menuturkan, BMDTP merupakan program Kementrian Keuangan dalam memberikan insentif Bea Masuk guna memacu daya saing industri.
Fasilitas ini cukup penting karena banyak bahan baku yang tidak ada di Indonesia sehingga industri harus mengimpor dari luar negeri. Kegiatan importasi inilah yang nantinya akan dikenakan bea masuk.
“Di Gresik ada beberapa perusahaan yang mendapatkan fasilitas ini. Salah satunya PT IBW. Setiap tahunnya kami akan dimintai laporan pertanggung jawaban oleh Kementrian Perindustrian dan Kementrian Perdagangan mengenai laporan realisasinya,” tuturnya.
Selain fasilitas BMDTP, PT IBW juga mendapatkan fasilitas gudang berikat. Fasilitas ini merupakan penangguhan Bea Masuk Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI).
Sebagai contoh apabila perusahaan itu mendatangkan komponen sebanyak satu kontainer maka Bea Masuk PDRI yang harus dibayar juga sesuai dengan barang yang didatangkan.
Namun jika perusahaan tersebut memiliki fasilitas gudang berikat, maka perusahaan boleh membongkar kontainer dan membayar pajak pada barang yang saat itu diperlukan. Sisanya bisa disimpan di gudang berikat dengan pengawasan ketat dari petugas Bea Cukai.
"Hal inilah yang membuat perusahaan lebih hemat. Karena cash flow bisa digunakan untuk perputaran biaya lainnya," ungkap Bier Budi.
Dirinya sangat bangga fasilitas yang diberikan oleh negara melalui institusi Bea Cukai bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh PT IBW. Bahkan kualitasnya produknya yang bagus membuat perusahaan ini bisa mengharumkan nama Indonesia dikancah dunia.
Plant Manager PT IBW, Yudi Busono, saat menerima kunjungan Bier Budi mengatakan, setiap hari perusahaan mampu memproduksi hingga 6.000 unit sepeda dengan berbagai model.
Sepeda-sepeda tersebut selanjutnya di ekspor ke berbagai negara di benua Asia, Amerika hingga Afrika.
"Sebenarnya kapasitas produksi yang terpasang di perusahaan kami mencapai 20.000 unit setiap hari. Namun sejauh ini kami belum mencapai titik maksimal produksi karena fluktuasi permintaan,” jelas Yudi.
Dia mengatakan, saat awal Pandemi Covid 19 permintaan sepedanya sempat mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat.
Sebab, saat itu banyak orang yang mulai sadar pentingnya olahraga. Namun pada gelombang Pandemi ke II atau lebih tepatnya saat varian Delta mulai masuk ke Indonesia penjualan PT IBW mengalami penurunan drastis.
Menurutnya, hal ini dikarenakan banyaknya toko yang tutup dan berbagai kendala penjualan dilapangan.
“Ditambah lagi ada informasi sekitar 2 juta sepeda dari luar negeri masuk ke Indonesia pada akhir 2020. Hal ini membuat industri sepeda tanah air semakin tertekan,” ungkap Yudi.
Meski demikian perusahaan tetap mengaku bersyukur. Sebab, dengan pasar yang semakin kompetitif secara otomatis membuat seluruh karyawan harus bekerja secara kreatif.
Terkait dua fasilitas dari Kementrian Keuangan melalui Bea Cukai Gresik, Yudi mengaku perusahaan bisa menghemat biaya produksi hingga 30 persen.
“Fasilitas Gudang Berikat yang diberikan Bea Cukai Gresik sangat membantu dalam menekan biaya produksi," ujar Yudi.
Untuk fasilitas program BMDTP, tahun ini alokasi yang diberikan kepada PT IBW mencapai Rp 1,5 miliar.
“BMDTP ini membantu usaha kami yang saat ini kinerjanya belum maksimal akibat terdampak Pandemi. Untuk itu kami sangat memberikan apresiasi kepada Bea Cukai Gresik karena selama ini telah banyak memberikan dukungan melalui fasilitas yang dimiliki,” tandas Yudi.