Kesehatan
Jamu Akar Dewa Tegaskan Sudah Mendapat Izin BPOM Sejak 21 Tahun Lalu, Ini Kisah Owner
PT Citra Alam selaku produsen resmi Jamu Akar Dewa menegaskan, sudah mengantongi perizinan BPOM sejak pertama kali produksi tahun 2000
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sempat diterpa isu miring mengenai perizinan dan kandungan bahan baku jamu. PT Citra Alam selaku produsen resmi Jamu Akar Dewa menegaskan, sudah mengantongi perizinan BPOM sejak pertama kali produksi tahun 2000.
CEO Jamu Akar Dewa PT Citra Alam Jonsun Wakum mengatakan, pihaknya telah mengantongi izin produksi bahan minuman jamu dari BPOM, sejak awal memproduksi jamu di pabrik miliknya yang berlokasi di Ponorogo, 21 tahun silam.
Hal itu dibuktikan dari surat izin yang dimiliknya, isinya Keputusan Kepala BPOM RI, Nomor 0536/Reg/B/2017, tentang persetujuan pendaftaran POM TR173604061.
Surat tersebut ditandatangani dan berstempel BPOM pada 15 september 2017. Keabsahan surat izin tersebut akan senantiasa diperbarui berkala, kurun waktu lima tahun sekali. Tujuannya, menjamin keamanan dan kemanfaatan produk makanan dan minuman.
Baca juga: Masa Pandemi Buat Hati Penjual Jamu di Kawasan Elit Surabaya Tergerak Bagi Bantuan Bagi Warga Isoman
Jonsun mengatakan, pihaknya akan melakukan pengujian kembali, sebagai syarat pengurusan perpanjangan masa izin, pada tanggal 15 September 2022, mendatang.
"Setiap 5 tahun, jamu kami selalu diuji ulang oleh BPOM, besok kami uji ulang tahun 2022," katanya saat ditemui di gerai jamunya di kawasan Lakarsantri, Surabaya, Jumat (13/8/2021).
Jonsun sengaja menegaskan kembali pada masyarakat mengenai keabsahan sebagai produk minuman kesehatan berbahan alami herbal yang terdaftar di BPOM-RI itu.
Karena pada tahun 2012 silam, merek produk jamu tradisionalnya itu, pernah dijiplak oleh oknum masyarakat tak bertanggung jawab, secara habis-habisan.
Modusnya, para oknum itu meniru semua bentuk kemasan jamu. Tak cuma menjiplak logo, stiker, beserta informasi khasiat, semirip produk Jamu Akar Dewa yang asli.
Bahkan untuk varian ukuran botol yang lazim diproduksi oleh pabriknya, lengkap beserta lapisan kemasan pembungkusnya, juga ditiru begitu mirip oleh si oknum.
"Sampai sekarang kalau buka (situs belanja online) brand kami dipalsu lagi," tuturnya.
Karena saking tipisnya perbedaan antara produk asli, dengan produk palsu Jamu Akar Dewa buatan si oknum. Tak pelak membuat omzet penjualan produk akar dewa yang asli buatan pabrik Jonsun, anjlok.
Puncak keterpurukan itu terjadi, ketika BPOM-RI menemukan sebuah kandungan kimia berbahaya, yakni Bahan Kimia Obat (BKO) yang terdapat pada produk jamu akar dewa palsu buatan oknum, pada tahun 2012, secara acak di pasaran.
"Sudah jatuh tertimpa tangga', nasib bisnis keluarga Jonsun sudah mirip pepatah tersebut, saat itu. Pasalnya, belum juga pungkas menghadapi masalah pemalsuan nama merek produk jamunya.
Kini, perusahaan Jonsun itu, malah terseret-seret ke meja hijau, atas laporan BPOM terkait dugaan penggunaan kandungan kimia berbahaya dalam jamu, yang sejatinya buatan oknum pemalsu produknya.
Pada momen itulah, nama baik perusahan yang diprakarsai olek kedua orangtuanya sebagai produsen resmi jamu Akar Dewa asli, harus berurusan dengan hukum.
BPOM menggugat perusahaan miliknya ke meja hijau Pengadilan Negeri (PN) Kota Surabaya, hingga membuat manajemen perusahaannya tak bisa maksimal menjalankan produksi beserta pemasarannya seperti biasa.
"Nama brand ini dimata orang hancur. Karena orang menganggap ada BKO-nya. Orang takut," katanya.
Setelah proses persidangan di Kantor PN Surabaya, bergulir setahun. Tibalah keberpihakan Sang Dewi Fortuna kepada pihak keluarga Jonsun.
Produk Jamu Akar Dewa produksi pabriknya dipastikan aman dan bebas dari adanya penggunaan zat kimia berbahaya; BKO, seperti yang dimaksud dalam temuan BPOM-RI sebelumnya.
Dan itu telah ditetapkan dalam surat keputusan dengan nomor: 2640/Pid.B/2013/PN Sby, bahwa produk Jamu Akar Dewa yang diproduksi PT Citra Alam, perusahaan yang dipimpin Josun saat ini, dinyatakan tidak bersalah karena tidak mengandung bahan kimia yang disangkakan.
Jonsun pun bernafas lega. Kendati begitu, tak mudah mengembalikan kepercayaan masyarakat yang terlanjur keliru menerima informasi, karena adanya oknum pemalsu merek jamunya.
Beberapa tahun berikutnya, ia mulai memperbaiki citra merek dagang jamunya itu, sekaligus memaksimalkan kembali manajemen pemasaran produk jamunya yang sarat akan khasiat kesehatan.
Apalagi di tahun 2020 tatkala Pandemi Covid-19 menyerang hampir seluruh penduduk bumi, termasuk Indonesia. Jamu olahan pabrik Jonsun itu, bisa menjadi alternatif lain minuman herbal khas Jatim, penambah imunitas tubuh bagi mereka yang mengonsumsinya.
Sejumlah khasiat terkandung dalam jamu herbal tersebut. Mulai dari melancarkan peredaran darah dan pencernaan. Kemudian, mencegah diabetes, menjaga kadar gula, mengobati hipertensi.
Selain itu, jika mengonsumsinya secara rutin, jamu tersebut dapat mengobati radang, melawan infeksi, menghangatkan tubuh, meningkatkan imun dan daya tahan tubuh yang berguna pasien yang sedang terkonfirmasi Covid-19.
"Kandungan jinten hitam, baik untuk jantung, juga pencernaan. Pasien Covid-19 pencernaan terganggu. Pasca minum ini pencernaan jadi enak," jelasnya.
Bagi yang berminat. Masyarakat bisa mendatangi langsung beberapa gerai Jamu Herbal Akar Dewa yang tersebar di hampir seluruh daerah kabupaten dan kota di Jatim.
Atau, bisa juga membeli secara online melalui media sosial (medsos) Instagram: @jamuakardewa. Kemudian, toko online Shopee: jamu akar dewa official. Tokopedia: jamu akar dewa official. Atau bisa langsung menghubungi nomor WhatsApp (WA): 081393977702.
"Tahun 2000 kami produksi awal. Kami kirim ke semua provinsi. Bahkan kami sempat ekspor ke negara India," pungkasnya.