Virus Corona
Apakah Masyarakat Umum Dapat Vaksin Moderna untuk Booster? Ketahui Efek Samping dan Kemanjurannya
Vaksin Moderna digunakan untuk booster. Lantas siapa saja yang boleh mendapatkan vaksin Moderna?
TRIBUNJATIM.COM - Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan 5.102.300 dosis vaksin Moderna untuk vaksinasi Covid-19 di 34 provinsi.
Sebelumnya, vaksin Moderna digunakan untuk booster tenaga kesehatan, namun kini mulai didistribusikan ke masyarakat umum.
Lantas siapa saja yang boleh mendapatkan vaksin Moderna?
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (20/8/2021), Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan vaksin Moderna dosis satu dan dua dapat digunakan untuk masyarakat umum.
Namun, penggunaannya hanya untuk mereka yang berusia di atas 18 tahun.
Baca juga: 2 Cara Daftar Vaksin Covid-19 Gratis untuk Masyarakat Umum, Bebas Pilih Tanggal dan Lokasinya
“Moderna untuk masyarakat umum untuk dosis satu dan dosis dua untuk usia di atas 18 tahun,” ujar Nadia.
Meskipun juga diberikan kepada masyarakat umum, namun suntikan ketiga (booster) Moderna bagi para tenaga kesehatan juga terus dilanjutkan.
Nadia mengatakan, vaksin buatan perusahaan AS itu merupakan vaksin Covid-19 dengan platform mRNA dengan nukleosida dimodifikasi yang dapat membentuk kekebalan tubuh terhadap virus SARS-CoV-2 sehingga dapat mencegah penyakit Covid-19.
Kemenkes mengarahkan agar vaksin Moderna disimpan dalam mesin pendingin pada suhu minus 25 derajat celsius sampai dengan minus 15 derajat celsius di fasilitas dinas kesehatan.
Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor SR.02.06II/2025 /2021 yang ditandatangani Plt Sekjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu 4 Agustus 2021.
Sedangkan pada fasilitas pelayanan kesehatan, kata Nadia, vaksin Moderna dapat disimpan pada "vaccine refrigerator" suhu 2 hingga 8 derajat celsius.
Baca juga: Ciri-ciri Tertular Virus Corona Varian Delta Menurut Ahli Epidemologi, Hindari 6 Lokasi Rawan ini
Belum diberikan untuk anak-anak
Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito juga menjelaskan bahwa vaksin Moderna belum dapat diberikan untuk anak-anak.
Dia menjelaskan, penggunaan vaksin Moderna adalah untuk imunisasi pencegahan Covid-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas.
"Vaksin Moderna belum bisa untuk anak di bawah 18 tahun. Ini untuk 18 tahun ke atas," ujarnya.
Adapun vaksin Moderna penggunaannya diberikan secara injeksi (suntikan) sebanyak dua kali dalam rentang waktu satu bulan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) diketahui telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 Moderna pada 2 Juni 2021.
Baca juga: Waktu dan Cara Tepat Mengonsumsi Vitamin untuk Tubuh, Simak Penjelasan Dokter Spesialis
Penerbitan EUA ini berdasarkan hasil uji klinis fase ketiga dan pengkajian Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19, ITAGI, dan BPOM.
"Penerbitan EUA ini untuk merespons kebutuhan vaksin yang sangat tinggi dan upaya pemerintah dalam memperluas cakupan akses vaksin dengan intensitas program vaksinasi nasional," tambah Penny.
Tak jauh berbeda dengan vaksin Covid-19 lainnya, vaksin Moderna juga memiliki efek samping untuk penerimanya.
Munculnya efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) cenderung dapat ditoleransi dengan status tingkat keparahan satu dan dua.
Kejadian efek samping yang paling sering dirasakan, antara lain:
- Nyeri
- Kelelahan
- Nyeri di tempat suntikan
- Nyeri otot
- Nyeri sendi
- Pusing
Adapun keluhan-keluhan ini biasanya dirasakan setelah seseorang menerima dosis kedua vaksin.
Keluhan efek samping ini sama untuk usia dewasa di bawah 65 tahun dan di atas 65 tahun.
Meski demikian, ada perbedaan dari sisi titer antibodi.
"Data imunogenitas yang merupakan tingkatan titer antibodi dan netralisasi menunjukkan bahwa memang untuk kelompok usia lansia lebih rendah dibandingkan usia dewasa," ujar Penny.

Efikasi atau kemanjurannya 94,1 persen
Menurut Penny, berdasarkan data hasil uji klinis fase ketiga menunjukkan, efikasi vaksin Covid-19 Moderna mencapai 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun.
Sementara, untuk kelompok usia di atas 65 tahun, efikasinya menurun mencapai 86,4 persen.
Selain itu, hasil uji klinis fase ketiga juga menunjukkan vaksin Moderna aman untuk kelompok populasi masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta.
Adapun komorbid yang dimaksud yakni penyakit paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, penyakit lever hati, dan HIV.