Berita Madura
ASN di Sampang Laporkan 2 Warga Atas Dugaan Penipuan dan Penggelapan BPKB
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), Muhibbah asal Kelurahan Karang Dalam, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura diduga menjadi korban penipuan
Penulis: Hanggara Syahputra | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), Muhibbah asal Kelurahan Karang Dalam, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura diduga menjadi korban penipuan dan penggelapan berupa Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).
Sehingga, perempuan berusia 41 tahun tersebut melakukan pelaporan ke Polres Sampang.
Adapun, warga yang dilaporkan berinisial U warga Desa Jeruk Porot, Kecamatan Torjun, Sampang.
Serta A, warga Desa Madupat, Kecamatan Camplong, Sampang, keduanya seorang perempuan.
Muhibbah mengatakan, bahwa dugaan penipuan dan penggelapan itu bermula saat dirinya dimintai tolong oleh orang tuanya untuk menggadaikan BPKB kendaraan roda empat, lantaran butuh uang buat biaya rehabilitasi musholla.
Kebetulan, suaminya mengaku punya teman yakni, U yang dapat menggadaikan BPKP tersebut.
"Saya memasarahkan ke suami dan adpa saat itu kondisinya masih belum bercerai dengan suami saya," ujarnya.
Setelah menyerahkan BPKB kepada U, ternayata BPKB itu dititipkan oleh si U kepada temannya yakni A, di mana si A disebut-sebut mau menggadaikan sertifikat rumahnya ke Bank.
"Rencananya A akan meminjam uang senilai Rp. 200 juta dengan menggadaikan sertifikat tanah, sehingga nantinya ada pembagian, saya mau dikasih sebesar Rp 60 hingga Rp 70 juta," terangnya.
Baca juga: Ketakutan Penerjemah ke Soekarno Saat Tahu Pertanyaan Che Guevara Soal Wanita, Sampai Mau Pingsan
Lebih lanjut, hampir dua bulan belum juga ada kabar hingga dirinya dan suami bercerai.
Setelah itu, Muhibbah mengaku kerap mendatangi rumah A untuk menanyakan langsung terkait pencairan uang tersebut.
Sebab, semenjak cerai dengan suaminya, urusan itu dirinya ambil alih.
"Saya nagihnya ke A karena memang dia yang atas nama dan setiap saya tanya ke A jawabnya nanti, nanti terus," ucapnya.
Akhirnya pada bulan Juli lalu dirinya meminta pada A agar BPKB tersebut dicabut, dengan alasan orang tuanya sudah tidak membutuhkan uang itu lagi.