Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Madura

PHE WMO Kembangkan Eco Edu Wisata di Pesisir Utara Bangkalan, Nelayan Turut Andil Jaga Kelestarian

Sentra eco edu wisata baru serta jasa pendukungnya dengan menonjolkan masing-masing potensi desa saat ini tengah dikembangkan Pertamina Hulu Energy

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Ahmad Faisol
Kawasan konservasi mangrove dan transplantasi terumbu karang di Desa Labuhan, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan hasil tangan dingin PHE WMO dan masyarakat setempat kini menjadi destinasi wisata dan edukasi 

Laporan wartawan Tribun Jatim Networkc Ahmad Faisol

TRIBUNJATIM.COM, BANGKALANSentra eco edu wisata baru serta jasa pendukungnya dengan menonjolkan masing-masing potensi desa saat ini tengah dikembangkan Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore (PHE WMO) di pesisir utara Kabupaten Bangkalan.

Bersama kelompok nelayan, Sadar Wisata Payung Kuning, PHE WMO telah merevitalisasi kawasan pesisir dengan menanam 877 fragmen karang sejak 2017-2021.

Manager Relations Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, Iwan Ridwan Faizal mengungkapkan,  pengembangan eco eduwisata yang tengah dilakukan bukan berangkat berdasarkan keinginan semata namun berawal dari ide, keresahan, masalah, maupun potensi kelompok masyarakat sesuai kebutuhan.

Untuk mewujudkan itu, lanjut Iwan, pihaknya akan memetakan secara matang fokus masalah berikut potensi-potensi desa. Sehingga dapat memicu tumbuhnya spot wisata-wisata baru beserta jasa pendukungnya.

Baca juga: Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Wali Murid di Surabaya Antusias

“Kami juga akan menganalisa kebutuhan masyarakat dengan mengintensifkan koordinasi dengan pemerintah desa maupun masyarakat setempat. Kami siapkan untuk mereka dengan pelatihan sebagai bekal dalam melaksanakan program ini,” ungkap Iwan, Sabtu (28/8/2021).

Sejumlah 877 fragmen karang yang telah ditanam dalam kurun waktu 4 tahun itu dikelola Kelompok Sadar Wisata Payung Kuning, Desa Labuhan Kecamatan Sepulu itu disebar pada dua titik transplantasi terumbu karang; di Pulau Ajaib dengan kedalaman 5 meter dan Taman Wisata Laut Terumbu Karang.

Iwan menjelaskan, terumbu karang merupakan bagian dari konsep One Belt One Road (OBOR) Pariwisata di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur yang disodorkan PHE WMO sebagai peta menuju kesejahteraan masyarakat.

“OBOR Pariwisata adalah bagian dari pelaksanaan tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya mengembangkan jalur pesisir pantai utara Bangkalan dengan memaksimalkan berbagai potensi desa,” jelasnya.

Ada empat dimensi utama yang ditekankan dalam OBOR Eco Edu Tourism Bangkalan, yakni lingkungan, pendidikan, ekonomi, dan sosial. Dengan adanya program di Desa Labuhan, muncul beberapa wisata baru sebagai sarana rekreasi.

Pada tahun 2019, PHE WMO melakukan pemetaan di pesisir Desa Tlangoh, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan yang kala itu dipenuhi tumpukan sampah. Menggandeng Pemkab Bangkalan dan Forum Komunikasi Corporate Social Responsibility, PHE WMO menggelar pelatihan penanaman cemara laut kepada kelompok masyarakat sadar wisata.

“Selain di Tlangoh, program wisata Sungai Bancaran, Kota Bangkalan berhasil dikembangkan pada akhir 2019. Program ini adalah salah satu replikasi program Taman Pendidikan Mangrove yang berhasil merevitalisasi  lokasi yang sebelumnya menjadi tempat pembuangan sampah. Pengembangan eco edu farming juga dilakukan di Desa Bandang Dajah yang dikelola kelompok Tani Sangga Buana,” pungkas Iwan.

Ketua Kelompok Wisata Sadar Wisata Payung Kuning Desa Labuhan, Muhammad Sahril mengungkapkan, sebelum PHE WMO hadir pada tahun 2014, seluas 17,5 hektare lahan mangrove kondisinya rusak dan hanya menyisakan seluas 0,6 hektar kawasan mangrove yang masih baik.

Sebelum terbentuk Taman Pendidikan Mangrove, lanjutnya, sejumlah masyarakat diikutsertakan dalam pelatihan hingga terlibat dalam program penghijauan. Itu dilakukan sebagai upaya mengatasi abrasi di kawasan mangrove.

“Saat ini, Taman Pendidikan Mangrove telah menjadi area ekowisata yang dapat mendatangkan pengunjung maupun peneliti lokal hingga internasional. Pengelolanya adalah masyarakat nelayan  yang tergabung dalam Kelompok Tani Cemara Sejahtera Desa Labuhan,” ungkap Sahril.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved