Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Harumkan Nama Indonesia, Tim Spektronics ITS Raih Juara 2 Kompetisi Chem-E-Car

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Penulis: Zainal Arif | Editor: Ndaru Wijayanto
dokumen pribadi
Tim Spektronics ITS saat berlaga secara virtual di kjVI VDI Germany Chem-E-Car Competition 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Zainal Arif 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Di mana Tim Spektronics ITS berhasil menduduki podium kejuaraan posisi ke-2 di ajang Chem-E-Car internasional yang diselenggarakan kjVI VDI Germany secara virtual, Rabu (22/9/2021) lalu.

Verein Deutscher Ingenieure (VDI) sendiri merupakan asosiasi insinyur di Jerman yang telah menyelenggarakan perlombaan Chem-E-Car selama 16 tahun ini.

Dalam kompetisi VDI Chem-E-Car ini, dilombakan purwarupa mobil yang menggunakan reaksi kimia untuk mencapai jarak yang telah ditentukan.

Bukan yang paling cepat sampai, tetapi bagaimana mobil bisa mencapai akurasi yang tepat. 

"Di sinilah keunggulan kami dibandingkan tim lain, di mana kami mampu mendapatkan jarak error paling kecil yaitu hanya 0,06 centimeter kurangnya dari jarak yang ditentukan," terang Delvin Theodorus Hansell, salah satu tim teknis Spektronics ITS.

Menurutnya, tak hanya berkenaan dengan aspek akurasi, aspek safety juga menjadi penilaian penting. 

"Jangan sampai timbul kebocoran gas yang dapat menginisiasi ledakan berbahaya, karena di sini kami bermain dengan reaksi, larutan kimia, dan alat kelistrikan," jelas mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS ini.

Bergabung juga bersama Delvin, keenam rekannya yakni Michael Adrian Subagio selaku ketua tim, Lulu Sekar Taji, Rahardian Mahendra Daniswara, Naning Retno Astuti, serta Ulfiyah Afnian Sari dalam lomba yang memakan waktu tiga bulan untuk persiapannya ini.

Satu bulan pertama dikhususkan untuk menyiapkan dokumen safety aspect yang mencakup perhitungan tekanan, temperatur, bagaimana mobil bekerja dan mekanismenya seperti apa. 

"Di sinilah panitia menentukan siapa yang boleh mengikuti lombanya," jelas Delvin.

Dalam sisa waktu dua bulan terakhir, Delvin bercerita pihaknya bergegas mempersiapkan mobil dari awal yang dilingkupi dengan trial and error untuk mencapai akurasi yang tepat. 

Diakuinya, tim sempat mengalami tantangan dalam mempersiapkan reaksi serta circuit electrical yang sempat mengalami kegagalan berulang hingga menemukan solusinya usai lima kali percobaan.

"Memang bukan sebuah perlombaan yang mudah, tetapi bukan berarti Spektronics tidak bisa menghadapinya," tandas mahasiswa penerima Beasiswa XL Future Leaders tersebut.

Adapun mobil yang dirancang oleh tim kebanggaan ITS ini adalah prototipe mobil yang digerakkan dengan adanya tekanan yang dihasilkan dari gas. 

Dalam hal ini, tim menggunakan reaksi dekomposisi hidrogen peroksida dengan katalis ferri klorida yang menghasilkan oksigen dalam jumlah besar dan memberikan tekanan yang besar. 

Ketika tekanan dikompres dalam reaktor, maka akan mendorong pneumatik untuk membuat mobil dapat bergerak maju. 

"Mobil ini mirip dengan rancangan kami yang meraih juara pertama di AIChE Chem-E-Car Competition tahun 2017 lalu, tentunya lengkap dengan inovasi menjadi lebih baik," ungkap Delvin.

Dalam rancangan mobil yang menyabet juara 2 ini, Tim Spektronics mengusung tiga fitur unik yakni Single Action Mechanism through Electrical Circuit, Solenoid dan Check Valve. 

Dalam hal ini, dari rancangan sebelumnya ditambahkan otomatisasi yang lebih tinggi menggunakan circuit electrical untuk membantu reaksinya dapat tertahan, sehingga tekanan dan suhu yang dihasilkan lebih tinggi. 

"Mobil ini digerakkan dengan single action mechanism dengan hanya menekan satu tombol untuk berjalan, sehingga sangat mudah dan efisien," jelas Delvin.

Mengenai perbedaan waktu dan bahasa yang ada, Tim Spektronics merasa waktu bukan masalah karena telah mengatur waktu dan membagi tugas sesuai dengan zona waktu Jerman dengan Google Calendar agar tidak tertinggal satupun agendanya. 

Untuk menangani perbedaan bahasa, Delvin mengakui, persiapan Tim Spektronics sangat baik dengan latihan yang masif sering sehingga bisa menyamakan level bahasa Inggris yang diinginkan orang Jerman. 

"Kami juga meminta penilaian dari pihak tertentu mengenai cara presentasi untuk memastikan apakah sudah jelas atau belum," urai mahasiswa angkatan 2019 tersebut.

Dengan usaha tersebut, Tim Spektronics juga diakui keunggulannya dari segi presentasi yang menarik, singkat, padat dan jelas, sehingga mendapatkan feedback yang luar biasa dan membuat para juri memahami apa yang disampaikan. 

"Pun demikian dari segi safety, kami memanfaatkan secara efektif material yang cukup mahal dengan tujuan untuk menjamin keselamatan dari apa yang kita gunakan," papar Delvin.

Berhasil mencapai posisi ini, mereka tak lepas dari dukungan para dosen pembimbing. 

Di antaranya Prof Ir Renanto MSc PhD sebagai advisor yang memberikan motivasi dan saran ketika Tim Spektronics memaparkan progress persiapan. 

Serta, Prof Hamzah Fansuri MSi PhD yang berperan sebagai safety inspector yang mengawasi perlombaan secara langsung untuk memastikan bahwa aspek safety dalam mobil dapat tercapai. 

Tak lupa, Delvin menyampaikan bahwa keberhasilan Tim Spektronics juga melibatkan sumbangsih dari keenam departemen di ITS yakni Teknik Kimia, Teknik Kimia Industri, Kimia, Teknik Elektro, Teknik Industri, serta Teknik Material dan Metalurgi.

Selain itu, adanya dukungan dari para sponsor yaitu Air Products, Altekimits, dan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), dan lainnya. 

"Kemenangan ini bukan langkah terakhir kami dalam menjajaki kompetisi internasional karena Spektronics memiliki rencana untuk memenangkan kembali kompetisi di tingkat nasional maupun internasional termasuk AIChE Chem-E-Car Competition 2022 mendatang," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved