Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi G30S PKI

Pria Tak Sekondang DN Aidit yang Juga Disebut Dalang Atas G30S, Dieksekusi 18 Tahun Kemudian

Pria ini namanya tak seterkenal DN Aidit, namun juga disebut bertanggung jawab atas G30S/PKI.

Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
Wikipedia
Berjejer para tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib pria tak sekondang DN Aidit tapi disebut dalang G30S/PKI.

Hidupnya berakhir mengenaskan setelah tertangkap dan pria ini dieksekusi 18 tahun kemudian.

Baca juga: Diangkat dari Lubang Buaya, Kondisi Jasad Jenderal Ahmad Yani Diungkap Personel KKO AL: Sedih Saya

Peristiwa G30S/PKI masih melekat dalam ingatan masyarakat Indonsia.

Lantaran termasuk kisah terkelam dalam sejarah berdirinya Indonesia dan tak terjadi di negara manapun.

Dalam kisah tersebut, nama DN Aidit dituding sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas tragedi G30S/PKI.

Ternyata selain nama DN Aidit banyak petinggi PKI lain.

Sjam Kamaruzaman, salah satu Kepala Biro Khusus PKI
Sjam Kamaruzaman, salah satu Kepala Biro Khusus PKI (via Tribun Manado)

Salah satunya adalah Sjam Kamaruzaman.

Ia merupakan tokoh yang namanya juga tak bisa dilupakan begitu saja dalam insiden G30S/PKI.

Dia adalah Kepala Biro Khusus PKI dan teman dekat DN Aidit.

Disebutkan, Biro Khusus adalah sayap bawah tanah dari PKI yang beroperasi secara rahasia menjelang G30S/PKI.

Bersama empat pengurus biro lainnya yaitu, Pono, Bono, Suwandi, dan Hamim.

Namun, mereka semua akhirnya ditangkap setelah pemberontakan G30S/PKI gagal.

Hanya Hamim, satu-satunya pengurus biro yang masih hidup hingga runtuhnya kekuasaan Presiden Soeharto saat itu.

Baca juga: REKAMAN Video Jenazah Korban G30S Diangkat dari Lubang Buaya, Lihat Deretan Peti hingga Suasananya

Sebagai pemimpin Biro Khusus PKI, Sjam Kamaruzaman adalah sosok keras dan sombong.

Wajahnya menakutkan, orangnya hitam legam, matanya besar, begitu kata Hamim saat diminta menggambarkan sosok Sjam Kamaruzaman.

"Dia itu seperti militer Biro Khusus."

"Ia mengutamakan sentralisme daripada demokrasi," katanya.

"Walaupun dia bukan militer, caranya di Biro Khusus seperti militer," imbuhnya.

"Disiplin kuat," ujar Hamim, dikutip dari seri Buku Tempo, Orang Kiri Indonesia yang berjudul 'Sjam, Lelaki dengan Lima Alias'.

Dia bahkan tak segan mencaci maki bawahannya jika melakukan kesalahan.

"Dia (Sjam Kamaruzaman) memaki-maki bahkan di depan banyak orang," ungkap Hamim.

Baca juga: Pengakuan Dokter Saat Otopsi Jasad Korban G30S/PKI di Lubang Buaya, Tak Seperti yang Diberitakan

Di matanmya, Sjam Kamaruzaman juga seorang pentolan PKI bermulut besar.

Dia suka membesar-besarkan pengaruhnya terhadap militer, bahkan sesumbar menjelang G30S/PKI.

Dia sangat yakin semuanya berjalan aman, dan revolusi akan berhasil, karena Sjam Kamaruzaman merasa berhasil menguasai militer.

"'Bung tak usah takut, kita punya tentara, dengan tentara kita bisa berbuat apa saja'," ujar Sjam Kamaruzaman pada Hamim.

Menurutnya, dalam kondisi itu, PKI siap melancarkan demonstrasi, rapat umum, menuntut upah, dan revolusi, tidak untuk perang.

"'Bung belum bertempur sudah takut'," kata Sjam Kamaruzaman marah saat mendengar Hamim belum siap.

Dia juga dikenal sebagai sosok yang sombong dan tak mau belajar teori.

Menurut Hamim, ia selalu sombong dan bangga dengan pengalamannya di Serikat Buruh Pelabuhan dan Pelayaran Tanjung Priok.

"Sjam itu sombong dan enggak mau belajar teori."

"Dia bercerita pernah kerja di Serikat Buruh dan Pelayaran Tanjung Priok," katanya.

"Dia pernah menyelamatkan Aidit, lalu disuruh mengawal Aidit, jadi dia sobat kental Aidit," ujar Hamim.

Sjam Kamaruzaman, Biro Khusus PKI
Sjam Kamaruzaman, Biro Khusus PKI (via Tribun Manado)

Namun, sejak G30S/PKI yang tidak diketahui siapa dalang sebenarnya tersebut meletus, nasib Sjam Kamaruzaman berakhir tragis.

Tak hanya DN Aidit yang dituduh bertanggung jawab dalam insiden tersebut, Sjam Kamaruzaman diduga juga merupakan salah satu dalangnya.

Dia ditangkap atas Gerakan 30 September dan mengaku bertindak di bawah perintah DN Aidit.

Ia dijatuhi hukuman mati tahun 1968, dan terus muncul sebagai saksi dalam berbagai masalah terkait.

Sjam Kamaruzaman terus mengungkapkan rincian sehingga eksekusi matinya ditunda.

Hingga akhirnya Sjam dieksekusi pada September 1986.

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved