Berita gresik
Meriahnya Festival Layang-Layang di Balongpanggang Gresik, Layangan Naga Dianggap Paling Sakral
Ratusan layang-layang dengan jenis train naga berjejer di laga puncak festival layang-layang Dohoagung seri 5 di area persawahan Desa Dohoagung, Kecam
Penulis: Willy Abraham | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Ratusan layang-layang dengan jenis train naga berjejer di laga puncak festival layang-layang Dohoagung seri 5 di area persawahan Desa Dohoagung, Kecamatan Balongpanggang.
Warga terlihat sangat antusias menyaksikan festival yang digelar setahun sekali tersebut.
Iva warga Balongpanggang terhibur dengan adanya festival layang-layang tingkat nasional.
Apalagi, lokasinya berada di dalam area persawahan desa. Menjadi hiburan tersendiri bagi ibu dua anak ini.
"Senang terhibur, menarik. Tidak ada anginnya tidak apa-apa sebenarnya tidak menginginkan seperti ini tapi ditunggu saja," ucapnya.
Layangan naga dinggap paling sakral dibanding dengan jenis lainnya.
Baca juga: Mobil L300 Ludes Terbakar di Dekat Gerbang Tol Banyu Urip, Diduga Akibat Korsleting AC
Pasalnya, selain modelnya yang megah, setidaknya membutuhkan empat orang hingga lebih agar bisa melayang.
Maklum saja, kebanyakan layangan itu memilki panjang 75 meter sampai 100 meter.
Penerbangan layang-layang merupakan tradisi di desa setempat pada musim panas setelah panen padi.
Tahun ini kali ke lima event festival berskala nasional digelar. Peserta dari luar Gresik turut meramaikan festival ini.
Baca juga: Persik Kediri Ungkap Alasan Depak Joko Susilo dari Kursi Pelatih Macan Putih
Butuh proses panjang untuk mengerjakan kerangka sampai menjadi layang-layang yang sempurna.
Memakan waktu hingga empat bulan lebih. Bahan layangan terbuat dari kepingan berbahan fiber dan kain parasit.
Kain ini cenderung tidak berat karena itu mudah diterbangkan.
Biaya pembuatan layangan naga ini juga beragam. Menghabiskan dana sekitar Rp 4 juta untuk membiayai proses pembuatannya.