Berita Gresik
Mencari Keadilan, Ibu di Gresik Bersimpuh di Depan Tempat Ditemukannya Sang Buah Hati Meninggal
Terus mencari keadilan untuk anak, ibu di Gresik bersimpuh di depan tempat ditemukannya sang buah hati meninggal. Tak kuasa menahan tangis.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Dengan membawa foto SF semasa hidup dan kertas bertuliskan permohonan agar penyebab kematian buah hatinya terungkap, Sumartin mendatangi lokasi kejadian anaknya meninggal, di Jalan Raya Tenaru, Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Gresik.
Di sana, Sumartin tak kuasa menahan tangis.
Bekas cat semprot putih di bahu jalan itu merupakan tanda ditemukannya SF, putra kedua Sumartin yang tewas dengan luka di kepala pada Minggu (12/9/2021) lalu.
Sumartin bersama sang suami, Sujiadi masih terbayang-bayang kepergian sang anak yang telah dibesarkan selama belasan tahun.
Keduanya mendatangi lokasi kejadian dan menaburkan bunga di atas aspal.
Warga Desa Petiken, Kecamatan Driyorejo, Gresik, ini tidak kuasa jika kembali melihat foto jasad putra keduanya, yang penuh luka terbaring di kamar jenazah sebelum dikebumikan.
"Semoga segera terungkap kematian anak saya," kata Sumartin, Kamis (7/10/2021).
Bagi Sujiadi, kepergian putranya yang dikenal rajin, dengan cara yang tidak wajar membuatnya terpukul. Dia berusaha tegar untuk mencari penyebab kematian yang dilaporkan kecelakaan.
Dengan tetesan air mata yang tak tertahan, keduanya berdoa agar sang buah hati tenang di alam sana dan penyebab kematiannya terbongkar.
Bapak tiga anak itu meyakini bahwa SF mengalami penganiayaan berat hingga akhirnya meninggal dunia. Bukan kecelakaan tunggal seperti yang dilaporkan teman SF.
Hal itu terihat dari luka yang dialami SF.
Luka lebam pada kedua mata, luka tusuk pada bagian rahang hingga kepala bagian belakang yang mengalami pendarahan hebat, kata Sujiadi, jelas bukan kecelakaan.
"Bagaimana mungkin kecelakaan hanya di bagian kepala saja, sangat tidak wajar. Apalagi, dari keterangan beberapa saksi mata yang saya temui. Anak saya bersama segerombolan orang tidak dikenal sebanyak 4-6 orang sebelum ditemukan tewas," paparnya.
Baca juga: Polisi Bubarkan Balap Liar di Gresik, Para Remaja Tak Berkutik, Puluhan Motor Diangkut
Ditambah lagi, beberapa waktu belakangan ini kejanggalan yang muncul makin banyak. Mulai dari ada pihak yang menawarkan santunan untuk mencabut laporan.
Kemudian, ada salah satu tawaran damai datang dari pihak keluarga RN. Orang yang terakhir kali bersama SF sebelum ditemukan meninggal dunia. Mereka berboncengan sepeda motor milik RN. Saat kejadian, RN kehilangan sepeda motor sedangkan SF ditemukan tewas.
"Saya kehilangan nyawa anak saya. Keluarga RN hanya kehilangan sepeda motor, katanya dibawa kabur orang pasca terjadi kecelakaan. Kami berdua sama-sama korban, kenapa malah minta damai ke saya?" ucapnya.
Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mencari bukti pendukung yang mengarah pada asumsi pihak keluarga yang meyakini SF mengalami aksi pengeroyokan.
Kecelakaan misterus yang menewaskan SF mulai dilimpahkan dari Unit Laka Satlantas Polres Gresik ke jajaran Satreskrim Polres Gresik.
"Masih dalam proses penyelidikan, mohon waktu," ucap Kasat Reskrim Polres Gresik, Iptu Wahyu Rizki Saputro.
Dari informasi yang dihimpun, pihak keluarga korban telah dimintai keterangan. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Unit Laka Satlantas Polres Gresik atas laporan awal kecelakaan tunggal.