Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Selain Swab Siswa, Pemkot Gunakan Aplikasi PeduliLindungi di Sekolah untuk Cegah Klaster Covid-19

Pemkot Surabaya serius mengantisipasi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. Mengantisipasi klaster di sekolah, berbagai cara terus dilakukan

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Habibur Rohman
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Surabaya menggunakan protokol kesehatan ketat. 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya serius mengantisipasi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. Mengantisipasi klaster di sekolah, berbagai cara terus dilakukan. 

Tak hanya Dinas Pendidikan (Dispendik), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya juga ikut ambil bagian. Dinkes akan melakukan swab test untuk para pelajar di Kota Surabaya secara berkala. 

Swab test tersebut, menyasar para pelajar tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK di Kota Surabaya. Ini sebagai tindaklanjut setelah sebelumnya Dinkes juga melakukan asesmen untuk kesiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

"Untuk pelaksanaannya minimal 2 minggu hingga satu bulan sekali, apabila PTM sudah dibuka,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita, Sabtu (16/10/2021).

Baca juga: Aksi Cak Eri Cahyadi Tenangkan Siswa Takut Vaksin di Surabaya, Pangkoarmada II Ikut Turun Tangan

Untuk pelaksanaannya, pihaknya menyiapkan layanan fasilitas kesehatan di tingkat Puskesmas yang berada di dalam satu kawasan dengan sekolah tersebut. "Untuk layanan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan (Nakes) kami ambil dari Puskesmas yang terdekat dengan sekolah tersebut,” ujar perempuan yang akrab disapa Feny ini.

Swab test ini menyempurnakan pola pencegahan yang disiapkan Pemkot bersama sekolah. Sebelumnya, sekolah harus menjalankan sejumlah regulasi untuk bisa melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM)

Misalnya, penyediaan fasilitas prokes yang menunjang sekolah. Kemudian, tersedianya satgas yang merupakan gabungan dari siswa dan guru. 

Juga, pembatasan jumlah siswa di setiap kelas yang maksimal hanya 25 persen dari kapasitas. "Baik siswa maupun tenaga pendidik harus terus menerapkan prokes. Meja dan kursi antar siswa harus diperhatikan jaraknya,” kata dia.

Selain itu, para guru bersama staf sekolah juga wajib mengikuti vaksinasi. Saat ini, Pemkot juga mengebut Vaksinasi kepada siswa berusia 12 tahun ke atas. 

Rencananya, pemkot juga mewacanakan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di sekolah. Feny pun meminta setiap sekolah di Kota Surabaya agar memasang QR code barcode PeduliLindungi. Ini akan sekaligus memudahkan Dinkes melakukan tracing, apabila terdapat pelajar yang terpapar Covid-19.

“Saya meminta untuk memasang QR code barcode aplikasi PeduliLindungi di setiap sekolah di Kota Surabaya, supaya orang tua paham tentang pentingnya melakukan vaksinasi," katanya. 

"Kalaupun ada yang tertular, kita bisa mencari atau melakukan tracing dari mana dia tertular. Misalnya, seperti kemarin ada yang positif Covid-19, ternyata terpaparnya bukan di sekolah tetapi di luar sekolah,” jelas dia.

Hingga 15 Oktober, capaian vaksinasi pelajar SD di Kota Surabaya sudah mencapai 78,86 persen (dosis pertama). Sedangkan untuk dosis dua mencapai 36,05 persen. 

Kemudian untuk capaian vaksin pelajar tingkat SMP/MTS dosis satu mencapai 77,13 persen. Kemudian, dosis dua mencapai 57,90 persen. (bob)

Kumpulan berita Surabaya terkini

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved