Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Suhu Panas Melanda Kawasan Jatim Akibat Fenomena Kulminasi, Begini Penjelasan Lengkapnya

Akhir akhir ini Jawa Timur dilanda suhu yang lebih panas dari biasanya.  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda Surabaya me

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Ndaru Wijayanto
istimewa
Ilustrasi cuaca panas terik 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Akhir akhir ini Jawa Timur dilanda suhu yang lebih panas dari biasanya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda Surabaya mencatat, hampir seluruh daerah Jawa Timur mengalami kondisi yang sama.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto, menjelaskan, fenomena itu disebut Fase Kulminasi. Kulminasi adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.

"Fase kulminasi di mana posisi matahari masih di equator. Sehingga masih mendapat surplus penyinaran matahari yang cukup intens," jelasnya, Senin (25/10/2021).

Lebih lanjut ia memaparkan, Kulminasi juga dikenal dengan istilah hari tanpa bayangan. 

Selain itu, karena tutupan awan sedikit sehingga pada siang hari suhu udara dirasakan panas sekali.

Baca juga: Warga Malang Rasakan Cuaca Panas Terik Beberapa Hari Terakhir, Begini Penjelasan BMKG Karangploso

“Tak hanya itu. Fenomena ini juga turut mempengaruhi kelembaban udara yang akan menurun,” paparnya.

Meski begitu, fenomena tersebut tidak akan berdampak buruk bagi masyarakat yang daerahnya mengalami. Bahkan, di wilayah Jatim, kulminasi cenderung lebih ringan.

"Suhu yang tinggi akan berkurang seiring bergeraknya posisi matahari ke sisi bumi selatan. Pada bulan november memasuki awal musim hujan. Jadi Kulminasi diperkirakan dari Oktober sampai November. Pertengahan November mulai menurun suhunya," tuturnya.

"Diharapkan masyarakat tetap waspada jika terjadi cuaca ekstrim. Selain itu, juga diimbau agar tidak menelan informasi hoaks yang banyak beredar di media sosial terkait fenomena alam. Masyarakat bisa melakukan kroscek ke website dan aplikasi resmi BMKG. Jangan termakan berita bohong,” tuntasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved