Berita Blitar
Pasutri di Kota Blitar Raih Sukses Berkat Olah Ampas Tahu Jadi Kue, Berawal dari Tantangan Teman
Pasangan suami istri asal Kota Blitar, Nur Huda (39) dan Teti Rahmawati (35) membuat kreasi kue olahan berbahan ampas tahu.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi
TRIBUNJATIM.COM I BLITAR - Pasangan suami istri (Pasutri) asal Kota Blitar, Nur Huda (39) dan Teti Rahmawati (35) membuat kreasi kue olahan berbahan ampas tahu.
Mereka menjadikan tahu dan ampas tahu sebagai bahan dasar membuat bermacam-macam kue mulai roti kering, chiffon, dan bolu gulung.
Sekarang, pesanan kue berbahan tahu milik Huda dan Teti datang dari luar kota bahkan luar pulau.
Tiap hari, mereka rata-rata memproduksi 300-500 kue untuk melayani pesanan dari pelanggan.
"Kami memulai usaha ini pada Agustus 2018," kata Teti Rahmawati di sela-sela memproduksi kue di rumahnya Perumahan Bengawan Solo, Kota Blitar, Jumat (29/10/2021).
Teti dan suaminya sedang mendapat pesanan 700 kue chiffon dari pelanggan untuk hajatan.
Mereka dibantu delapan pekerjanya sibuk memproduksi kue chiffon yang harus dikirim ke pelanggan pukul 17.00 WIB.
Teti dan suaminya, Huda berbagi tugas menyelesaikan pesanan kue chiffon.
Suaminya, Huda bagian membuat adonan sedang Teti dan beberapa pekerjanya bagian packing dan mencetak kue.
"Hari ini ada pesanan 700 kue chiffon untuk hajatan dan harus selesai pukul 17.00 WIB," ujarnya.
Teti bercerita awal mula menekuni bisnis kue berbahan tahu dan ampas tahu karena tantangan dari teman suami.
Kebetulan, suami Teti memilik usaha pabrik tahu. Beberapa teman suaminya memberi tantangan agar membuat produk olahan berbahan tahu.
Dari situ, Teti mencoba mengkreasi tahu dan ampas tahu menjadi bermacam-macam kue.
"Kalau saya memang hobi membuat kue. Dengan tantangan dari teman suami, akhirnya coba-coba membuat kue dengan bahan tahu dan jadi usaha sampai sekarang," ujarnya.
Kue produksi Teti memang berbeda dengan yang lain. Dia tiap produk kuenya, dia menggunakan bahan tahu.
Seperti produk kue kering. Dia memanfaatkan ampas tahu untuk membuat kue kering.
"Di tempat lain, kue kering bisanya menggunakan bahan kelapa. Kalau di tempat saya pakai ampas tahu. Kue keringnya lebih lembut," katanya.
Ampas tahu ini merupakan limbah dari proses pengolahan tahu.
Biasanya, ampas tahu digunakan untuk pakan ternak dan untuk bahan tempe menjes/gembus.
"Ampas tahu di pabrik suami paling banyak dibeli orang untuk pakan ternak. Kadang produksi ampas tahu melimpah sampai dibuang," ujarnya.
Sekarang, dia bisa memanfaatkan ampas tahu untuk bahan membuat kue kering.
Ampas tahu yang sudah dikeringkan dicampur dengan adonan tepung, telur, dan gula untuk bahan membuat kue kering.
"Untuk pengembang adonan, kami menggunakan jeruk nipis. Tidak menggunakan obat pabrikan," katanya.
Dia juga membuat kue chiffon menggunakan bahan tahu.
Caranya, tahu dihaluskan terlebih dulu, setelah itu dicampur dengan adonan tepung, gula, dan telur.
Setelah diaduk rata, adonan dimasukkan ke cetakan lalu dimasukan ke mesin oven.
"Untuk pemasaran secara online memanfaatkan media sosial. Pernah dapat pesanan dari Kalimantan, Maluku, Yogyakarta, dan Jakarta," ujarnya.
Harga kue berbahan ampas tahu dan tahu milik Teti dijual mulai harga Rp 11.000 sampai Rp 70.000.
Selama pandemi Covid-19, penjualan kue milik Teti tetap stabil bahkan cenderung meningkat.
"Selama pandemi, pesanan malah meningkat. Mungkin banyak orang butuh camilan karena harus di rumah saja," katanya. (sha)