Berita Nganjuk
Penderita HIV/AIDS di Nganjuk Capai Ribuan Orang dan Didominasi Usia Produktif, Ini Langkah KPAD
Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Nganjuk telah mencapai 1.668 orang. Ini setelah adanya penambahan jumlah penderita HIV/AIDS yang mencapai 117
Penulis: Achmad Amru Muiz | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Achmad Amru Muiz
TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Nganjuk telah mencapai 1.668 orang. Ini setelah adanya penambahan jumlah penderita HIV/AIDS yang mencapai 117 orang dalam kurun waktu bulan Januari 2021 hingga pertengahan bulan Oktober 2021 ini.
Ketua Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Nganjuk yang juga Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi mengatakan, dari 117 orang tambahan penderita HIV/AIDS tersebut terdiri dari 66 orang laki-laki dan 50 perempuan, dan satu orang gay atau waria.
"Yang memprihatinkan lagi dari tambahan penderita HIV/AIDS tersebut sebagian besar masih usia produktif antara 21 tahun hingga 40 tahun," kata Marhaen Djumadi dalam sosialisasi bahaya HIV/AIDS kepada Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Nganjuk, Selasa ( 1/11/2021).
Dijelaskan Marhaen Djumadi, bila dilihat sebenarnya penyakit HIV/AIDS ini lebih berhaya daripada Covid-19.
Di mana kalau Covid-19 tersebut memiliki jangka waktu bertahan sekitar 14 hari bisa dinyatakan sembuh, akan tetapi kalau HIV/AIDS tidak bisa.
Dan sampai saat ini juga belum ada obat untuk penderita HIV/AIDS sehingga penyakit tersebut bisa bertahan seumur hidup bagi penderitanya.
"Itulah mengapa kami intensif sekarang ini mensosialisasikan akan bahaya penyakit HIV/AIDS kepada semua masyarakat di Kabupaten Nganjuk. Karena bahaya dan risiko penyakit HIV/AIDS bisa lebih tinggi dari Covid-19," ucap Marhaen Djumadi.
Lebih lanjut diungkapkan Marhaen Djumadi, kondisi penyebaran penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Nganjuk sekarang ini cukup mengkhawatirkan.
Di mana hampir di seluruh Desa di Kabupaten Nganjuk terdapat penderita HIV/AIDS yang sekitar 50 persen berasal dari ibu-ibu, dan 46 persen berasal dari bapak, serta 4 persen dari kaum Waria atau Gay.
Oleh karena itu, dikatakan Marhaen Djumadi, sejumlah langkah yang dilakukan untuk meminimalisir penyebaran penyakit HIV/AIDS yakni dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat, identifikasi terhadap penderita lebih ditingkatkan, penderita tidak perlu dirahasiakan sehingga semuanya bisa mengawasi, dan melakukan pengecekan kesehatan.
"Khusus bagi penderita HIV/AIDS dari luar daerah Nganjuk akan dilakukan pemulangan agar tidak menulari ke warga lain di Nganjuk. Yakni pekerja buruh panen bawang, pekerja pabrik, tamu di bekas lokalisasi dan sebagainya," ujar Marhaen Djumadi.
Sementara Sekretaris KPAD Kabupaten Nganjuk, Setiyadi menambahkan, KPAD terus berupaya memberikan sosialisasi terhadap masyarakat tentang bahaya penyakit HIV/AIDS tersebut.
Yakni dengan memberikan penjelasan terkait proses dan cara penularan dari penyakit HIV/AIDS. Dengan demikian diharapkan masyarakat bisa mengantisipasi sendiri agar tidak tertular penyakit tersebut.
"Kami yakin bila masyarakat mengerti dan mengetahui tentang cara penularan penyakit HIV/AIDS tersebut maka mereka akan bisa hati-hati dan waspada," kata Setiyadi.