Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Gresik

Harga Minyak Goreng Terus Meroket, Begini Keluhan Pengusaha Rumah Makan di Gresik

Harga minyak goreng terus meroket menjelang akhir tahun 2021. Pengusaha rumah makan dan pelaku pariwisata sanggat keberatan, sebab di masa pandemi per

Penulis: Sugiyono | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Moch. Sugiyono
MINYAK GORENG – Pengunjung Pasar Baru Gresik membeli minyak goreng untuk kebutuhan sehari-hari, Jumat (19/11/2021). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sugiyono

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Harga minyak goreng terus meroket menjelang akhir tahun 2021. Pengusaha rumah makan dan pelaku pariwisata merasa keberatan, sebab di masa pandemi perekonomian masyarakat belum pulih, Jumat (19/11/2021). 

Disampaikan pengelola rumah makan Bintang Shofa, Umi Kulsum mengatakan, kenaikan harga minyak goreng sangat mempengaruhi harga makanan, sebab minyak goreng sebagai salah satu bahan pokok dalam memasak.

“Setiap memasak pasti membutuhkan minyak goring. Baik masak sambal, sayur, dan cemilan ringan. Akibatnya, kalau harga minyak goreng naik, maka pengusaha menjadi terkekan. Padahal, selama, pengusaha rumah makan sudah tertekan akibat pandemi covid-19,” kata Umi Kulsum, yang akrap disapa Bunda Shofi. 

Baca juga: 25 Motor dan Satu Mobil Terjebak Longsor di Ranu Gumbolo Tulungagung, Alat Berat Dikerahkan 

Lebih lanjut Bunda Shofi menambahkan, kenaikan harga minyak goreng curah mencapai Rp 19.000 per liter membuat daya beli masyarakat akan semakin menurun. Sehingga, masyarakat lebih memilih belanja dan makan sendiri di rumah.

“Dampaknya, pengusaha rumah makan, restoran dan perhotelan akan tambah sepi,” kata Bunda Shofi yang juga Ketua Astana Mitra Pariwisata (Asmipa). 

Menurut Bunda Shofi, beberapa pengusaha rumah makan mengatakan memilih tidak menaikan harga makanan.

Baca juga: Begal di Kota Malang Beraksi Dini Hari, Ancam Pakai Pisau Seorang Istri yang Hendak Jemput Suami

Sebab, jika dinaikan harga dagangannya, akan membuat pembeli semakin keberatan dan akhirnya dagangannya tidak ada yang membeli. 

“Kita tidak menaikan harga makanan. Nanti, pelanggan semakin keberatan dan akhirnya tidak membeli lagi. Lebih baik, kita sama-sama bertahan di tengah pandemi covid-19,” kata Bunda Shofi yang juga Ketua Satgas Nawacita Kabupaten Gresik

Dari mahalnya harga sembako jenis minyak goreng tersebut, Bunda Shofi mengharapkan pemerintah segera menurunkan harga minyak goreng dan memantau stok sembako jelang akhir tahun.

Baca juga: Puluhan Pramusaji Berpakaian Ketat di Gresik Diciduk Satpol PP, Ada Warkop Dijaga 4 Perempuan

Agar tidak terjadi kenaikan harga sembako. “Pemerintah harus segera mengontrol dan mengawasi harga sembako, seperti harga minyak goreng tidak sampai naik terlalu tinggi,” katanya. 

Terpisah, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Gresik Agus Budiono mengatakan, harga sembako di Gresik masih stabil.

Terkoreksi pasar ada beberapa yang naik dan turun harganya,  tetapi tidak signifikan, serta ketersediaannya cukup dan aman sampai akhir tahun 2021. 

Sementara terkait kenaikan harga sembako khususnya minyak goreng, Agus mengatakan, kenaikan harga minyak goreng disebabkan karena pembelian masyarakat yang berlebihan. 

“Ini disebabkan  panic buying atau permintaan meningkat dan distribusi terbaatas, sehingga harga  di pasar naik. Tetapi, minyak goreng tersebut tidak diproduk  di Gresik dan tidak signifikan kenaikan harganya. Saya yakin, dalam waktu dekat dengan distribusi lancar,  menjadikan harga minyak kemasan maupun curah segera turun,” kata Agus Budiono. 

Terpisah, Elis pedagang di Pasar Baru Gresik, Jalan Gubernur Suryo mengatakan, saat ini beberapa kebutuhan pokok naik, diantaranya, harga minyak goreng. Dampaknya, pembeli di pasar sepi.

“Lihat, pengunjung sepi. Mana ada yang memborong kebutuhan pokok. Tapi minyak goreng terus naik,” kata Elis.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved