Berita Gresik
Diduga Mabuk, Perangkat Desa di Gresik Aniaya Mantan Kades Pakai Botol Bir di Acara Hajatan Warga
Perangkat desa di Gresik diduga mabuk dan aniaya mantan kades menggunakan botol bir di acara hajatan warga. Berujung dipolisikan.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Seorang perangkat desa di Gresik diduga mabuk saat acara hajatan dan menganiaya mantan kepala desa (kades), menggunakan botol bir hingga mengalami luka di kepala dan telinga.
Korban adalah mantan Kades Pandu, Kecamatan Cerme, Gresik, bernama Slamet Suyanto (56).
Slamet Suyanto dianiaya oleh perangkat desa setempat berinisial REP yang diduga mabuk di acara hajatan warga pada Minggu (21/11/2021) sekitar pukul 23.00 WIB.
Akibat penganiayaan itu, mantan kades periode 1995 hingga 2004 ini mengalami luka robek di bagian telinga. Tak terima dengan perlakuan pelaku, korban lantas melapor ke kepolisian Sektor Cerme pada Senin (22/11/2021) sore.
Slamet, sapaan akrabnya, menuturkan saat itu dia hanya membela diri dengan tangan kosong, saat kepala dan telinganya dikepruk botol bir.
"Kepala, telinga saya dikepruk botol, saya melindungi diri dengan tangan. Kalau ditusuk mata saya bisa buta. Saya bisa berbela diri karena dikepruk bir ada isinya. Saya dipukul pecahan botol bir hingga babak belur," terang Slamet, Selasa (23/11/2021).
Selain itu, kata Slamet, dia juga dilempar botol bir. Ada tiga orang yang menganiaya, satu dilerai anaknya dan dua langsung melakukan pengeroyokan di acara hajatan warga Dusun Mando, Desa Pandu, Kecamatan Cerme.
Belum diketahui alasan tiba-tiba kepala korban dipukul mengunakan botol bir oleh terduga pelaku.
Baca juga: 10 Terduga Pelaku Pelecehan dan Penganiayaan Pelajar SD di Kota Malang Diamankan Polisi
"Saya tidak tahu penyebabnya apa. Saya duduk tiba-tiba diserang. Pelaku mengakui kesalahan, mabuk, khilaf, saya tidak terima," terangnya.
Terduga pelaku bersama teman-temannya sudah meminta maaf, namun kejadian itu membuat Slamet membulatkan tekad menempuh jalur hukum.
Slamet berharap pihak kepolisian menindaklanjuti laporannya, serta terduga pelaku dihukum sesuai perbuatannya.
"Yang jelas saya tidak terima apapun alasannya saya tidak terima, meskipun pelaku bilang mabuk dan khilaf. Karena itu menyangkut harga diri saya. Untuk itu bagaimanapun saya tidak ingin damai dan lanjut kita tempuh jalur hukum. Karena itu perangkat semestinya tidak mabuk-mabukan. Seharusnya bisa memberi contoh yang baik," tutupnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian berlangsung di terop hajatan warga.
Peristiwa itu bahkan membuat warga setempat takut, dan meja, kursi di depan panggung berantakan.
Dihubungi terpisah, Kapolsek Cerme, AKP Musihram membenarkan telah menerima laporan penganiayaan tersebut.
AKP Musihram menambahkan, saat ini kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan polisi.
"Satu saksi sudah kami periksa," ujar AKP Musihram.