Berita Surabaya
Atasi Banjir di Wonokromo, Pemkot Surabaya Akan Bangun Intake di Pintu Air Jagir
Untuk mengatasi banjir di Wonokromo, Pemkot Surabaya akan membangun intake di Pintu Air Jagir. Cak Eri: Puluhan tahun tidak dikerjakan.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menginstruksikan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada untuk membangun intake (penangkap sumber air) di Pintu Air Jagir, Surabaya. Hal itu dilakukan agar bisa mengatasi banjir di Wonokromo.
Cak Eri, sapaan Eri Cahyadi menjelaskan, saat ini ada sejumlah kelurahan di Kecamatan Wonokromo yang mengalami genangan ketika hujan lebat. Penyebabnya, daerah tersebut mendapat limpahan air dari Sungai Makmur.
Untuk mengurangi debit di Sungai Makmur, maka salah satu jalannya adalah membuka Pintu Air Jagir. Air dari Sungai Makmur bisa dialirkan ke Sungai Kalimas melalui pintu air ini.
Kendalanya, pasokan air di Pintu Air Jagir selama ini menjadi bahan baku produksi air di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Ngagel III PDAM Surya Sembada. Akibatnya, apabila air di pintu air ini surut, maka pasokan air untuk warga juga menjadi terhambat.
"PDAM membutuhkan air dari Kalimas. Kalau airnya rendah tak bisa digunakan untuk air minum. Sehingga, membutuh kan air tinggi," kata Cak Eri, Kamis (9/12/2021).
"Namun, kalau airnya tinggi, pasti banjir. Sehingga, ketika hujan, pintu air dibuka. Dampaknya, air habis. Kalau habis, PDAM tak dapat produksi air," kata Cak Eri.
Solusinya, pemkot menyiapkan intake. Bangunan pengambilan air (intake) berfungsi sebagai penampung air dari sungai untuk bisa dimanfaatkan kembali.
Dengan adanya air di intake, pintu air Jagir bisa dibuka tanpa perlu khawatir mempengaruhi produksi air di IPAM.
"Kami buat untuk intake. Ini (air sungai) bisa ditarik dengan pompa (ke intake)," katanya.
Ia menceritakan, proyek ini sebenarnya menjadi gagasan lama.
"Alhamdulillah, selama puluhan tahun tidak dikerjakan, sekarang dikerjakan," katanya.
Baca juga: Antisipasi Banjir Sidoarjo, Subandi Tinjau Rumah Pompa, Masih Temukan Sungai Tertutup Eceng Gondok
"Sehingga ketika hujan, airnya naik, pintu air kita buka, tidak ada genangan. Di sisi lain, produksi air di PDAM tak terganggu," katanya.
Proyek yang telah dikerjakan ini rencananya akan tuntas dua pekan lagi.
"Paling lambat, pertengahan Januari sudah bisa digunakan," ujarnya.
Karena anggarannya digunakan untuk pembangunan bangunan ini, maka ada kemungkinan deviden dari PDAM Surabaya kepada pemkot akan berkurang. Cak Eri pun tak masalah.
"Kepada PDAM, kami sampaikan bahwa kami tak mengutamakan deviden. Sebaliknya, silakan dibuat kepentingan umat," katanya.
"Apabila seluruh Kota Surabaya tetap bisa teraliri air bersih, namun banjir juga bisa diatasi, maka kami pilih mengerjakan itu. Kepentingan umat lebih besar daripada deviden," katanya.
Camat Wonokromo, Tomi Ardianto menambahkan, selama ini ada dua kelurahan yang terimbas genangan akibat luapan Sungai Makmur. Yakni, Kelurahan Wonokromo dan Sawunggaling.
"Kelurahan ini memang berada di kanan kiri Sungai Makmur. Jadi kalau sungai penuh, maka imbasnya ke kawasan ini," katanya.
"Selama ini, kalau banjir kami koordinasi dengan penjaga pintu air untuk dibuka. Kemudian, ditutup kembali kalau air akan digunakan IPAM," lanjutnya.
Sehingga, pembangunan intake dipercaya bisa mengatasi genangan di kawasan ini.
"Semoga bisa segera tuntas dikerjakan," tambahnya.