Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gunung Semeru Erupsi

Tim DVI Polda Jatim Resmi Menutup Proses Identifikasi Korban Erupsi Gunung Semeru

Tim DVI Polda Jatim resmi menutup proses identifikasi korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang. Bagaimana jika ada temuan korban baru?

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Tony Hermawan
Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol Erwin Zainul Hakim saat menandatangani surat mengakhiri tugas identifikasi jenazah korban erupsi Gunung Semeru, di RSUD dr Haryoto Lumajang, Senin (3/1/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur (Jatim) resmi menutup tugas identifikasi jenazah korban erupsi Gunung Semeru, Senin (3/1/2022). 

Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol Erwin Zainul Hakim mengatakan, penghentian proses identifikasi dilakukan, setelah tim DVI melakukan postmortem dan antemortem seluruh jenazah.

"Sesuai surat perintah Kapolda Jatim DVI berakhir per tanggal 3 Januari 2022," kata Kombes Pol Erwin Zainul Hakim saat melakukan press release di RSUD dr Haryoto Lumajang, Senin (3/1/2022). 

Selama sebulan Tim DVI Polda Jatim bertugas menangani korban erupsi Gunung Semeru, dan telah menerima 49 kantong jenazah. Sebanyak 40 jenazah sudah diketahui identitasnya, namun 8 lainnya belum dapat diidentifikasi. 

Proses identifikasi itu sulit karena kondisi 8 jenazah hanya berupa body part. Selain itu, sebagaian besar kondisinya sudah rusak.

"8 body part ini belum diketahui DNA-nya cocok, karena dari beberapa sampel tidak ada yang sesuai," ujarnya.

Sebanyak 40 jenazah yang sudah berhasil diidentifikasi telah diserahkan ke masing-masing pihak keluarga. Dari 40 jenazah, 30 di antaranya berjenis kelamin pria, sedangkan 10 lainnya perempuan.

Baca juga: Banjir Lahar Gunung Semeru Kembali Menerjang, Jembatan Gondoruso di Pasirian Lumajang Terputus

Kombes Pol Erwin Zainul Hakim mengatakan, jika di kemudian hari ada penemuan jenazah baru, maka proses identifikasi akan ditangani oleh tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara.

"Sesuai filosofi, operasi ini tidak ditutup selama ada dokumen atau body part belum diidentifikasi. Apabila di kemudian hari ada muncul data DNA terbaru, akan dikomado petugas dari Rumah Sakit Bhayangkara," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved