Gunung Semeru Erupsi
Perjuangan Guru Lereng Semeru Demi Mengajar 42 Murid Terisolir, Lewat Makadam dan Material Vulkanik
Perjuangan guru di lereng Gunung Semeru demi mengajar 42 murid terisolir, lewati material vulkanik hingga menerabas sungai dengan bertelanjang kaki.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Semangat guru dan murid di Lumajang ini memang patut diacungi jempol.
Di tengah keterbatasan yang ada pasca erupsi Gunung Semeru, guru dan murid SDN Jugosari III di Kecamatan Candipuro, Lumajang, tetap semangat melangsungkan pembelajaran tatap muka.
Meski untuk bisa mengajar muridnya, para guru harus menerjang jutaan material erupsi Gunung Semeru.
Saat kabut di sekitaran SDN Jugosari III di Kecamatan Candipuro, Lumajang, belum sepenuhnya hilang, Eri Eliyawati dan dua rekan guru lainnya harus bersiap pergi ke Dusun Sumberlangsep.
Hal itu dilakukan karena ada puluhan murid yang terisolir dan tak bisa bersekolah, akibat dam di atas Sungai Regoyo terputus.
Sekitar pukul 07.30 WIB, tiga guru termasuk Eri bersiap menuju Dusun Sumberlangsep. Jaraknya memang hanya 3,5 kilometer. Namun, mereka harus melewati jalan makadam, serta jutaan kubik material vulkanik Gunung Semeru yang memadati Sungai Regoyo.
Sepeda motor matic yang mereka tunggangi tak banyak membantu dalam perjalanan. Sering motor mereka hampir kehilangan keseimbangan karena rodanya selip. Sampai akhirnya, mereka memutuskan memakirkan kendaraan di bibir sungai.
Baca juga: Dramatis, Begini Detik-detik Penyelamatan 2 Warga Lumajang yang Terjebak Banjir Lahar Selama 12 Jam
Mereka kemudian melepas sepatu, dan menerabas sungai dengan bertelanjang kaki.
Setelah berhasil melewati sungai, mereka disambut para murid yang sudah menunggu.
Para guru langsung memeluk dan menanyakan satu per satu kabar muridnya, setelah beberapa hari lalu Sungai Regoyo diterjang banjir lahar.
Banyak di antara mereka meneteskan air mata.
Setelah saling melepas rindu, para guru ini kemudian sedikit memberi materi pelajaran kepada para murid. Mereka memang tidak bisa berlama-lama bertemu, karena biasanya melewati pukul 09.00 WIB, kawasan puncak Gunung Semeru mendung. Jika terjadi hujan, Sungai Regoyo terancam kembali diterjang banjir lahar.
Eri Eliyawati mengatakan, memang setelah dam di atas Sungai Regoyo terputus, banyak warga terisolir. Dam tersebut merupakan akses jalan satu-satunya penghubung antardusun. Sedikitnya, kini sekitar 43 murid SD di Dusun Sumberlangsep tak bisa pergi ke sekolah.
Hal yang lebih memprihatinkan setelah dam putus diterjang banjir lahar, pihak sekolah tak bisa berbuat banyak. Sekolah daring mustahil dilakukan, karena di kawasan perbukitan sinyal internet sering tidak stabil. Hal inilah yang membuat para guru akhirnya nekat mendatangi para murid di wilayah terisolir.