Pembunuhan di Surabaya
Misteri Tewasnya Juragan Air Minum di Surabaya, Warga Tak Curiga Dengar Teriakan Sebanyak Tiga Kali
Tewasnya SY pria baya yang juga pemilik depon isi ulanh air minum di Manukan Tama A3-6 Surabaya masih didalami kepolisian.
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tewasnya SY pria baya yang juga pemilik depot isi ulang air minum di Manukan Tama A3-6 Surabaya masih didalami kepolisian.
Terbaru, polisi menyebut jika korban mengalami empat luka dengan tusukan senjata tajam. Terparah, ada di kepalanya.
Meski masih menjadi misteri, kejadian itu sempat ditandai dengan adanya teriakan dari korban, Jumat (7/1/2022) subuh.
Chandra (55) penjual bensin eceran tepat di seberang toko korban yang menjelaskan dirinya saat itu sedang bersantai di lapaknya.
Jelang pukul 04.00 WIB ia bertugas memukul tiang listrik sebagai tanda kepada warga.
Baca juga: Pembunuhan Juragan Air Minum di Manukan Surabaya, Polisi Tak Temukan Barang Berharga yang Hilang
Saat itu Chandra melihat pintu rolling door rumah dan toko korban terbuka dan lampunya di area ruko tersebut dalam kondisi padam.
"Saya juga denger suara teriakan tiga kali tapi saya tidak curiga. Kemudian saat saya kembali dari pukul tiang listrik itu, pintunya sudah ditutup,” jelasnya
Tetangga korban lainnya, Widodo yang lokasinya berada persis di sebelah ruko SY menerangkan, saat itu dirinya sedang tidur di lantai dua.
Baca juga: Juragan Air Minum di Manukan Surabaya Tewas dengan Luka Parah di Kepala, Istri Korban Selamat
Tetapi, saat penemuan pertama kali, dirinya mengetahui korban sempat hidup tetapi tidak ada warga yang berani masuk karena lantai bersimbah darah.
Diberitakan sebelumnya, pembunuhan di Jalan Manukan Tama A3-6 Surabaya, Jumat (7/1/2021) pagi langsung diselidiki oleh Satreskrim Polrestabes Surabaya yang memback up Polsek Tandes Surabaya.
Dalam kejadian tersebut satu orang yang merupakan bos air isi ulang dan tabung gas itu diketahui tewas, karena dibunuh.
Baca juga: Kondisi Pasien Pertama Omicron di Surabaya Sudah Membaik, Begini Penjelasan Dinkes