Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Apa Itu Tembakau Gorila yang Dikonsumsi Fico Fachriza? Efek Lebih Buruk dari Ganja, Ini Komposisinya

Simak penjelasan terkait tembakau gorila yang sempat dikonsumsi komika Fico Fachriza saat ditangkap pada Kamis (13/1/2022).

Tribunnews.com/Jeprima - Kompas.com/Baharudin Al Farisi
Fico Fachriza saat dihadirkan dalam perilisan penangkapan narkobanya di Polda Metro Jaya, Jumat (14/1/2022). 

Namun, tembakau gorila ternyata memiliki efek lebih buruk dari ganja.

Penamaan tembakau gorila karena sebagian orang yang mencobanya merasakan efek seperti ditindih gorila, yaitu tidak bisa bergerak.

Namun, efek euforia dapat datang yaitu dari halusinasi hingga tertawa bersenang-senang.

Secara hukum, tembakau gorila masuk dalam kategori narkotika golongan 1.

Kemudian untuk komposisi dari tembakau gorila adalah tembakau, ekstrak cengkhi, extra dagga liar, dan mengandung zat bernama cannabinoid sintetis.

Cannabinoid sintetis yaitu zat buatan yang mempunyai efek seperti ganja bisa mempunyai efek penenang.

Baca juga: Setelah Ardhito Pramono, Artis FF Ditangkap karena Narkoba, Ini Alasan Artis Terjerat Kasus Narkoba

Komedian Fico Fachriza yang ditangkap karena kasus narkoba.
Komedian Fico Fachriza yang ditangkap karena kasus narkoba. (Instagram.com/@ficofachriza_)

Zat ini biasanya dicampur dengan tembakau, sehingga pada dasarnya tembakau gorila adalah tembakau biasa yang dicampurkan dengan zat kimia buatan turunan ganja.

Untuk pengedarannya sendiri dilakukan dengan cara dibungkus lalu dijual dengan berbagai nama samaran, seperti Hanoman, Ganesha, Thunderbear, Cap Badak, dan Cap Gorila yang paling terkenal.

Secara kandungannya, tembakau gorila mengandung ganja sintetis yaitu 5-flouro ADB atau dikenal 5F-MDMB Pinaca.

Zat ini berbahaya karena dapat membuat pemakainya mengalami kekurangan oksigen dan meningkatkan karbondioksida di dalam tubuh.

Tembakau gorila dinilai memiliki efek yang lebih buruk ratusan kali daripada ganja biasa.

Bahkan, ilmuwan yang menciptakan tembakau gorila, John William Huffman, tidak merekomendasikan untuk dikonsumsi oleh manusia.

Awalnya, John membuat tembakau sintetis ini karena alasan medis yaitu menyelidiki efek ganja pada hewan penelitian di laboratorium.

Hanya saja, ketika diperkenalkan ke publik pada 2008, tembakau ini menyebar ke beberapa daerah dan membuat orang penasaran untuk mencobanya.

Mudah dan murah menjadi alasan tembakau cap gorila dimanfaatkan oleh banyak bandar untuk dijual.

Baca juga: Ardhito Pramono Ditangkap karena Kasus Narkoba, Pemeran Kale Pernah Kuak Sosok Dirinya Sesungguhnya

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved