Berita Tulungagung
Stok Ludes Diborong Warga, Minyak Goreng Rp 14.000 di Tulungagung Sulit Dicari
Minyak goreng di banyak swalayan di Kabupaten Tulungagung terpantau habis. Kondisi ini disebabkan aksi borong yang dilakukan warga, setelah menetapkan
Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Minyak goreng di banyak swalayan di Kabupaten Tulungagung terpantau habis.
Kondisi ini disebabkan aksi borong yang dilakukan warga, setelah menetapkan harga minyak goreng Rp 14.000 per liter.
Seperti di sebuah swalayan tidak jauh dari Kantor Pemkab Tulungagung.
Rak minyak goreng yang ditetapkan pemerintah tidak tersedia di rak.
Produknya sudah habis dan tempatnya diganti produk minyak kelapa yang lebih mahal.
"Semua sudah terbeli warga. Padahal sudah dibatasi hanya dua bungkus," terang seorang karyawan swalayan ini.
Baca juga: Pedagang Pasar di Surabaya Pilih Tak Jual Minyak Goreng Kemasan, Keluhkan Tak Untung Jual Rp 14 Ribu
Seorang warga bernama Deffi mengeluhkan susahnya mendapat minyak goreng dengan harga yang ditetapkan pemerintah.
Sebab hampir di semua swalayan sediaan minyak khusus dari pemerintah ini habis.
Sementara program ini ternyata tidak berlalu di toko-toko sembako milik warga.
"Kalau toko kan kulaknya dengan harga lama. Jadi jualnya tidak Rp 14.000, masih mengacu harga lama," ucapnya.
Baca juga: Ternyata Harga Minyak Goreng Rp 14 Ribu/Liter Belum Berlaku Sepenuhnya di Tuban, Terjawab Sebabnya
Deffi yang mencoba beli minyak sejak penetapan harga pemerintah, masih mendapat harga Rp 20.000 per liter.
Harga ini didapat dari sebuah warung sembako.
Menurut ibu dua anak ini, sebelumnya memang terjadi aksi borong setelah ada penetapan harga dari pemerintah.
"Saya tidak ikut beli, karena pikir saya operasi pasarnya masih lama. Tapi ternyata kosong, sudah habis semua," pungkasnya.
Baca juga: Pemerintah Keluarkan Kebijakan Minyak Goreng Satu Harga Rp 14.000 per Liter, Mendag: Stok Cukup