Berita Lumajang
Jembatan Gladak Perak Putus, Pendapatan Sopir Bus Lumajang-Malang Anjlok, Sesuaikan Trayek Baru
Jembatan Gladak Perak putus, pendapatan sopir bus Lumajang-Malang anjlok, sopir: Kalau gak segera dibangun, bisa-bisa lebih parah dari dampak Corona.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Pendapatan sopir bus Lumajang-Malang menurun tajam dalam sebulan terakhir ini.
Hal itu karena mereka tidak bisa menerima penumpang sampai titik rute akhir. Sebab, Jembatan Gladak Perak di jalan perbukitan Piket Nol terputus akibat terdampak erupsi Gunung Semeru awal Desember 2021 lalu.
Sebelum putus, Jembatan Gladak Perak menjadi akses jalur selatan dari Lumajang menuju ke Malang ataupun sebaliknya.
Sekarang, para sopir bus kecil dari Terminal Minak Koncar Lumajang hanya bisa mengantar penumpang hingga Pasar Candipuro saja.
Baca juga: Warga Lereng Gunung Semeru Gelar Selamatan Awali Pembangunan Jembatan Gantung Gladak Perak
Salah satu sopir, Suyanto mengatakan, Pasar Candipuro memang disepakati para sopir menjadi rute akhir. Namun, jika ada penumpang dengan tujuan setelah pasar, sopir tetap mengantar.
Meski begitu, hal ini sangat jarang. Dalam sehari, jumlah penumpang paling banyak hanya lima orang.
“Sekali jalan itu mentok lima orang. Kisaran dapat Rp 100 ribu. Itu kalau ada yang sampai Pasar Candipuro. Kalau penumpangnya dikit dan jaraknya dekat ya paling cuma dapat sekitar Rp 70 ribuan. Padahal, saat masih bisa melintas, sehari bus bisa melintas dua kali Lumajang-Malang. Pendapatan kotor bisa sampai Rp 200 ribu,” katanya, Minggu (23/1/2022).
Oleh karena itu, dia berharap Jembatan Gladak Perak bisa segera dibangun. Sebab, jembatan itu merupakan akses satu-satunya bus Malang-Lumajang. Sehingga, mereka tidak mengalami kerugian yang semakin besar.
"Kalau gak segera dibangun, penghasilan bisa-bisa tambah anjlok, lebih parah dari dampak virus Corona," ujarnya.
Sementara itu, Kasatgas Terminal Minak Koncar Lumajang menjelaskan, pasca Jembatan Gladak Perak putus, semua sopir bus Lumajang-Malang memutuskan menyesuaikan trayek baru. Dari arah Lumajang-Candipuro. Sedangkan dari arah Malang bisa sampai di Pasar Pronojiwo.
Kondisi ini tidak sedikit membuat para sopir memilih tidak mengoperasikan busnya. Mereka menaksir jarak trayek yang relatif pendek, justru malah membuat biaya solar semakin banyak.
“Jumlah armada yang beroperasi juga tidak pasti. Tetapi sehari bisa sekitar ada enam bus yang jalan. Mereka tetap menyesuaikan jadwal perjalanannya. Karena, bus harus jalan berdasarkan waktu. Bukan banyaknya penumpang yang naik dari terminal,” pungkasnya.