Berita Kota Malang
Kota Malang Masuki Gelombang Ketiga Covid-19 dengan 340 Kasus per 2 Februari 2022
Kota Malang masuki gelombang ketiga Covid-19 (virus Corona) setelah mengalami lonjakan kasus yang cukup signifikan.
Penulis: Rifki Edgar | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Rifki Edgar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kota Malang masuki gelombang ketiga Covid-19 (virus Corona) setelah mengalami lonjakan kasus yang cukup signifikan.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jawa Timur per 2 Februari 2022, jumlah kasus aktif positif Covid-19 di Kota Malang mencapai 340 kasus.
Kota Malang masuk ke dalam tiga daerah di Jawa Timur yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 selain Surabaya dengan 584 kasus, dan Kabupaten Sidoarjo 291 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif mengatakan, lonjakan kasus ini disebabkan oleh adanya klaster keluarga, yang kemudian merembet ke klaster sekolah hingga klaster perkantoran.
"Penambahan kasus di Kota Malang cukup tinggi. Rabu itu kami rilis ada 51 kasus, sebelumnya Selasa kita rilis ada 122 kasus, dan sebelumnya ada sekitar 56 kasus. Jadi fluktuatif tapi tinggi," ucap dr Husnul Muarif, Kamis (3/2/2022).
Husnul mengatakan, tingginya lonjakan kasus ini disebabkan oleh pengoptimalan Dinkes Kota Malang dalam melakukan tracing dan testing kepada warga yang terpapar.
Tracing dilakukan 1:15, yang kemudian dilanjutkan dengan proses testing melalui tes swab kepada kontak erat dari warga yang terpapar Covid-19.
"Memang surveillance kita jalan, artinya ada kasus, langsung ditindaklanjuti dengan tracing. Dari tracing kontak erat itu kemudian dilakukan testing, inilah adanya penambahan-penambahan," ujar dr Husnul Muarif.
"Itu salah satunya karena sistem pada surveillance kita untuk melakukan tracing testing terhadap kasus teman-teman berjalan dengan baik," terangnya.
Baca juga: Kota Malang Jadi Peringkat Kedua di Jawa Timur sebagai Daerah dengan Kasus Tertinggi Covid-19
Meski demikian, dr Husnul belum bisa menyimpulkan, apakah lonjakan kasus Covid-19 ini disebabkan oleh varian Omicron yang kini telah masuk ke Indonesia.
Dia menjelaskan, untuk menentukan varian baru tersebut harus melewati sejumlah pemeriksaan.
Salah satunya ialah dengan melihat CT Value, riwayat perjalanan, dan kondisi klinis dari pasien yang terpapar Covid-19.
"Kalau CT Value kurang dari 30 kemudian ada riwayat perjalanan. Ada kondisi klinis dengan gejala ini bisa STGF. Dari hasil pemeriksaan STGF bisa disimpulkan probable Omicron atau tidak. Kalau probable Omicron itu pemeriksaan," kata dr Husnul.
Dalam menghadapi gelombang ketiga Covid-19 ini, Pemerintah Kota Malang sedang menyiapkan isolasi terpadu (isoter) di SKB Blimbing yang memiliki 50 tempat tidur.
Husnul juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang, sembari disiplin protokol kesehatan.
"Berdasarkan hasil tracing, itu 98 persen kasus Covid-19 tanpa gejala. Sehingga tanpa gejala itu dilakukan isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan dari puskesmas wilayah dan juga kerja sama dengan pemangku wilayah kecamatan dan kelurahan," tandasnya.