Berita Tuban
Bocah 6 Tahun di Tuban Meninggal karena Demam Berdarah, Pemkab Ungkap Gejala: Dikira Pilek Biasa
Angka kasus demam berdarah (DB) di Kabupaten Tuban cukup tinggi di awal tahun 2022. Setidaknya, hingga kini sudah terdata 46 kasus penyakit virus
Penulis: M Sudarsono | Editor: Januar
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mochamad Sudarsono
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Angka kasus demam berdarah (DB) di Kabupaten Tuban cukup tinggi di awal tahun 2022.
Setidaknya, hingga kini sudah terdata 46 kasus penyakit virus yang penyebarannya disebabkan nyamuk aedes aegypty.
"Sudah ada 46 kasus demam berdarah di awal tahun ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, Bambang Priyo Utomo kepada wartawan, Selasa (8/2/2022).
Ia menjelaskan, bahkan dari jumlah kasus tersebut, ada satu yang dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: Pengedar Sabu di Menganti Keok Diringkus Polisi Surabaya, Barang Bukti Kuat Ditemukan di Rumah
Nyawa yang tak selamat dari penyakit membahayakan itu adalah seorang bocah 6 tahun dari Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban.
Menurutnya, penanganan bocah itu telat saat di rumah, karena dikira panas dan pilek biasa.
Lalu tak kunjung sembuh akhirnya dibawa ke rumah sakit, tak lama kemudian sudah tidak tertolong.
"Dari total 46 kasus, 1 yang meninggal masih bocah. Ya karena terlambat penanganannya," ungkapnya.
Dengan kondisi demikian, banyak masyarakat yang meminta fogging atau penyemprotan insektisida untuk membunuh nyamuk.
Kondisi ini tidak hanya dilakukan di kota saja, tapi di kecamatan lainnya juga minta fogging.
Selain itu, menjaga kebersihan juga tidak kalah pentingnya, mulai dari menguras, mengubur, menutup bak mandi, serta menggunakan obat anti nyamuk.
"Banyak yang minta fogging di kecamatan-kecamatan lain, kita minta masyarakat untuk menjaga kebersihan," pungkasnya.(nok)
Kumpulan berita Tuban terkini