Berita Banyuwangi
Anak Muda di Banyuwangi Dapat Pelatihan Jadi Pengusaha Kopi, HIPMI: Potensi Menjanjikan
Gerakan Banyuwangi Rebound terus mendapat dukungan dari berbagai pihak. Di antaranya adalah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Banyuwangi.
Penulis: Haorrahman | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Gerakan Banyuwangi Rebound terus mendapat dukungan dari berbagai pihak. Di antaranya adalah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Banyuwangi.
Untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang menjadi pilar Banyuwangi Rebound, HIPMI menggelar pelatihan wirausaha kopi di Banyuwangi, Rabu (16/2/2021).
"Upaya pemerintah untuk melakukan pemulihan ekonomi lewat gerakan Banyuwangi Rebound ini, saya kira patut didukung oleh semua pihak. HIPMI sebagai bagian dari Banyuwangi tentu menjadi bagian yang turut mengambil peran tersebut," ungkap Ketua HIPMI Banyuwangi, Dede Abdul Ghani.
Salah salah satu sektor yang didorong oleh HIPMI adalah melahirkan sejumlah entrepreneur yang memanfaatkan potensi lokal, seperti halnya kopi.
"Kami ingin mendorong munculnya entrepreneur-entreprenenuer muda yang bergerak di bidang perkopian. Karena kopi ini jadi satu potensi yang menjanjikan bagi Banyuwangi," imbuhnya.
Baca juga: Kunjungi Rumah Produksi Hijab, Ketua Dekranasda Kota Kediri: Punya Ide Usaha Langsung Eksekusi
Pelatihan tersebut memfokuskan pada proses roasting kopi secara tradisional. Master Kopi internasional, Setiawan Subekti, didapuk menjadi narasumber pada acara yang diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai kecamatan di Banyuwangi itu.
“Melalui pelatihan ini peserta akan tahu bagaimana cara menyangrai kopi secara tradisional dengan baik dan benar. Sehingga kualitas kopi yang disajikan juga memiliki cita rasa tinggi,” terang Setiawan Subekti yang merupakan owner Kopai Osing itu.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang membuka pelatihan tersebut berharap agar semakin tumbuh bisnis kopi di Banyuwangi.
"Dengan budaya ngopi yang terus tumbuh, kami harap para peserta berani terjun berbisnis kopi karena pasarnya yang luas," kata Ipuk.
Baca juga: Dibekali Keterampilan, Puluhan Penyandang Disabilitas di Kota Blitar Ikut Pelatihan Membatik
Selama mengikuti pelatihan ini, para peserta diberikan pembekalan materi terlebih dahulu oleh Setiawan Subekti. Peserta juga praktik cara menyangrai yang baik dan benar.
Tak sekedar menyangrai, para peserta juga diminta mempraktikkan suhu tungku agar kualitas biji kopi yang disangrai benar-benar mendapatkan cita rasa yang nikmat saat diseduh.
Hasil biji kopi yang telah disangrai kemudian disetor kepada panitia dan di giling untuk dirasakan cita rasanya oleh narasumber.
Siska Purwanti, 25 salah seorang peserta pelatihan asal Genteng mengaku jika dia mendapat banyak ilmu tentang kopi, khususnya teknik roasting kopi tradisional menggunakan tungku dari pelatihan ini.
Baca juga: Banyuwangi Culture Every Week, Wadah Pelajar Tampilkan Seni Budaya yang Digelar Tiap Akhir Pekan
“Saya tinggal di desa, jadi saat menyangrai kopi masih sering di campur dengan beras dan sangrai sampai berwarna hitam legam alias gosong. Harapannya setelah ikut pelatihan ini saya bisa memproses sendiri dan kopi asli bukan kopi campuran digunting.” ujarnya.
Para peserta juga mendapatkan piagam penghargaan telah mengikuti pelatihan roasting kopi tradisional. Pelatihan ini adalah tingkat dasar, dan akan ada pelatihan lanjutan.
Para peserta akan mengikuti pelatihan lanjutan tentang mengenal kopi lebih jauh, termasuk akan dilatih cara mencicipi nyeruput kopi yang benar.
Baca juga: Bangun Karakter Siswa SD, Mahasiswa di Surabaya Gelar Pelatihan Literasi