Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terkini

Indonesia Sudah Ambil Sikap Tegas soal Operasi Militer Rusia ke Ukraina, Bisa Bantu Akhiri Perang?

Indonesia sudah mengambl sikap tegas atas perang Rusia-Ukraina. Mampukah sikap Indonesia mengakhiri perang Rusia-Ukraina? Simak selengkapnya

Editor: Januar
AP PHOTO/EFREM LUKATSKY via Kompas.com
Asap dan api membubung di dekat sebuah gedung militer setelah serangan Rusia di Kiev, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Pasukan Rusia telah meluncurkan serangan ke Ukraina sejak Kamis. 

TRIBUNJATIM.COM - Indonesia sudah mengambl sikap tegas atas perang Rusia-Ukraina.

Mampukah sikap Indonesia mengakhiri perang Rusia-Ukraina?

Simak selengkapnya di sini!

Operasi militer Rusia masih berlangsung di Ukraina sejak dilancarkan pada Kamis 24 Februari atas perintah Vladimir Putin, Presiden Rusia.

Seperti diberitakan, secara umum, operasi militer Rusia di Ukraina sebagai respon Rusia atas keinginan mereka untuk bergabung dengan NATO.

Jika bergabung dengan NATO, Rusia menganggap itu mengancam wilayahnya. Selain itu, jika Ukraina bergabung dengan Nato, maka akan ada dukungan negara barat yang selama ini berlawanan dengan Rusia.

Baca juga: Kisah Suku Wanita Amazon yang Hidup Tanpa Pria, Cara Mereka Bisa Hamil & Punya Anak Terugkap

Lantas bagaimana sikap Indonesia?

Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri sudah menyatakan sikapnya atas operasi militer Rusia ke Ukraina.

Pemerintah meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah nyata untuk mencegah memburuknya situasi Ukraina.

"Indonesia meminta agar situasi ini dapat segera dihentikan dan semua pihak agar menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi," demikian bunyi pernyataan Kemenlu, Jumat (25/2/2022).

Pemerintah juga mengingatkan semua pihak untuk menghormati dan menghargai tujuan dan prinsip piagam PBB dan hukum internasonal.

Selain itu, di saat operasi militer Rusia di Ukraina, ada warga negara Indonesia di Ukraina. Pemerintah akan mengevakuasi WNI di Ukraina.

"Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri telah menyiapkan rencana evakuasi WNI. Keselamatan WNI selalu menjadi prioritas pemerintah," bunyi pernyataan Kemenlu, Jumat (25/2/2022).

Menurut Kemenlu, invasi militer Rusia ke Ukraina membahayakan WNI, juga mengancam perdamaian.

"Serangan juga sangat membahayakan keselamatan rakyat dan mengancam perdamaian serta stabilias kawasan dan dunia," kata Kemenlu.

Pernyataan Sikap Jokowi

Presiden RI Joko Widodo sendiri sudah menyatakan sikapnya atas invasi militer Rusia di Ukraina. Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, seruan agar tidak terjadi perang.

"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia," kata Jokowi di akun Twitternya, Kamis 24 Februari.

Jokowi sebenarnya sudah menyinggung konflik di Ukraina sebelumnya. Lewat beberapa cuitannya, presiden membicarakan konflik antara Rusia dengan Ukraina, sekalipun Jokowi tak menuliskan kata "Rusia".

Jokowi memilih menggunakan istilah "krisis Ukraina" dan "ketegangan di Ukraina" untuk mendefinisikan eskalasi panjang yang terjadi antara kedua negara tersebut.

Buntut konflik Rusia dan Ukraina, sejumlah negara barat ikut turun tangan, termasuk China yang merupakan sekutu Rusia. Tiga hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina, Jokowi mengingatkan agar semua pihak menahan diri.

"Rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin. Semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi," cuit Jokowi di Twitternya, Senin (21/2/2022).

Menurut presiden, ada yang lebih penting untuk dihadapi dunia global. Jokowi mengajak seluruh negara memulihkan ekonomi pasca digempur pandemi Covid-19.

"Saatnya dunia bersinergi dan berkolaborasi menghadapi pandemi. Saatnya kita memulihkan ekonomi dunia, mengantisipasi kelangkaan pangan, dan mencegah kelaparan," ucapnya.

Sehari setelahnya, Jokowi kembali membicarakan krisis Ukraina. Ia juga menegaskan upaya perdamaian harus segera dilakukan.

"Saya memiliki pandangan yang sama dengan Sekjen PBB Antonio Guterres bahwa penanganan krisis Ukraina harus dilakukan secara cermat agar bencana besar bagi umat manusia bisa dihindarkan," tulis Jokowi di akun Twitter @jokowi, pada Selasa (22/2/2022).

"Tetapi, upaya perdamaian ini harus cepat dan tidak bisa ditunda-tunda," tambahnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Tiga Sikap Indonesia Atas Operasi Militer Rusia di Ukraina

Kumpulan berita terkini

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved