Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Banyak Pembudidaya Beralih ke Ikan Hias, Pengusaha Kuliner di Tulungagung Sulit Dapat Ikan Gurami 

Para pelaku usaha kuliner di Kabupaten Tulungagung kesulitan mendapatkan ikan gurami. Penyebabnya permintaan ikan konsumsi turun drastis selama dua ta

Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/DAVID YOHANES
Olahan gurami dengan cita rasa khas, tak tergantikan jenis ikan lain. 

"Usia 8 bulan itu masa panen tercepat untuk gurami. Itu besarnya sekitar 5 Ons saja," tutur Yoyok.

Baca juga: Sudah Lama Diincar, Bandar Sabu di Tulungagung Ini Akhirnya Berhasil Diringkus, Dikenal Lihai

Selama ini Kabupaten Tulungagung adalah penghasil utama gurami.

Karena itu jika stok di Tulungagung terbatas, harganya terkerek naik.

Dengan kondisi ini Yoyok memperkirakan kelangkaan gurami masih terjadi 5 bulan ke depan.

"Daerah lain ada yang menghasilkan gurami, tapi tidak banyak. Jadi masih lama harga gurami stabil seperti dulu," katanya.

Hal berbeda berlaku pada ikan patin.

Baca juga: Pamit Cari Ikan di Sungai, Warga Lamongan Ini Malah Bernasib Tragis, Ada Luka Lecet di Siku Kanan

Ikan konsumsi yang masuk keluarga cat fish ini juga sempat anjlok di harga Rp 12.500 per kilogram.

Saat ini ikan patin dihargai Rp 17.000 hingga Rp 17.000 per kilogram.

Dengan harga BEP sebesar Rp 14.000-Rp15.000 per kilogram, pembudidaya patin masih bisa meraup untung.

"Patin stoknya malah aman. Harganya juga masih memberi keuntungan," pungkas Yoyok. 

Sebelumnya para pelaku usaha kuliner mengeluhkan stok gurami yang sulit didapat.

Jika pun ada yang menjual, harganya mencapai Rp 40.000-Rp 50.000 per kilogram.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved