Berita Surabaya
Lebaran 2022, Ketua DPRD Surabaya: Warga Senang, Warung Laris, Piknik Ramai
Lebaran 1443 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2022 ini menjadi Lebaran paling dinantikan. Tidak hanya tradisi saling berkunjung setiap rumah
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Lebaran 1443 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2022 ini menjadi Lebaran paling dinantikan. Tidak hanya tradisi saling berkunjung setiap rumah tetangga dan saudara, tapi inilah momentum bangkitnya ekonomi kerakyatan.
"Warga senang Mudik bisa kembali digelar. Pulang kampung pasti bawa uang. Tidak hanya Warung warga yang laris, tempat piknik dan wisata juga ramai," kata Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono usai berlebaran mengunjungi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Senin (2/5/2022).
Adi yang juga Ketua DPC PDIP Kota Surabaya menyampaikan ucapan selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah kepada seluruh umat muslim, khususnya yang ada di Kota Pahlawan.
Momentum kebahagiaan bersama keluarga saat Lebaran ini juga diikuti dengan kepedulian kepada tetangga, dengan membantu mereka yang membutuhkan. Inilah Lebaran spesial yang selalu dinantikan.
Dua tahun tak ada mudik. Tahun ini berkunjung ke tanah kelahiran itu diperbolehkan Pemerintah. Semuanya menambah keceriaan momentum Lebaran. Perjalanan mudik yang penuh warna, penuh kegembiraan, menjadi penanda kemeriahan Lebaran yang khas Indonesia.
Baca juga: 354 Narapidana Lapas Kelas IIB Lamongan Dapat Remisi Khusus Hari Raya Idul Fitri 1443 H
"Mudik juga menghasilkan dampak ekonomi luar biasa, UMKM bergeliat, warung-warung laris, destinasi wisata semarak. Itu semua turut memulihkan ekonomi,” tambah Pria asli Blitar ini.
Lebaran menjadi penanda pentingnya membuka pintu maaf bagi siapapun. Dalam berbagai perjumpaan antar sesama insan, pasti ada kekurangan dan kekhilafan.
Adi yang ketua DPRD sekaligus Ketua DPC PDIP Surabaya merasa perlu menghaturkan maaf. Terutama kepada masyarakat dan lingkungan partai. Atas kekurangan dalam menjalankan berbagai program kepartaian maupun saat mengawal program pembangunan.
“Kami keluarga besar PDI Perjuangan Surabaya memohon maaf untuk segala kekurangan dalam membantu dan mendampingi warga masyarakat. Saling memaafkan sekaligus merajut persaudaraan,” tuturnya.
Adi pun menyinggung tradisi halal bihalal di masyarakat Indonesia. Istilah tersebut lahir dari dialog Presiden Republik Indonesia pertama Ir Soekarno dan ulama NU KH Wahab Chasbullah.
Pada 1948, saat awal Republik Indonesia berdiri, masih diwarnai banyak pertentangan politik. Bung Karno meminta pendapat dari KH Wahab Chasbullah, yang kemudian diberikan saran agar diselenggarakan silaturahim antar-anak bangsa.
Bung Karno meminta istilah lain, sehingga tercetuslah “halal bihalal”, sebuah penanda bahwa setiap pertentangan dan konflik antar-anak bangsa harus saling dimintakan maaf. Dan, halal bihalal menjadi tradisi Lebaran Idul Fitri di masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com