Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lumajang

Antisipasi Sapi di Jatim Terserang Wabah PMK, Ini Bagian yang Disarankan Tidak Dikonsumsi Sementara

Daging sapi merupakan bahan makanan yang dapat diolah menjadi berbagai hidangan lezat. Namun, catatan 150 sapi di Lumajang diduga terserang wabah peny

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/TONY Hermawan
Wabah penyakit mulut dan kaki diduga mulai menyerang ratusan sapi di Kabupaten Lumajang. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Daging sapi merupakan bahan makanan yang dapat diolah menjadi berbagai hidangan lezat. Namun, catatan 150 sapi di Lumajang diduga terserang wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Oleh karenanya masyarakat perlu waspada ketika mengonsumsi daging hewan mamalia ini. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko kontaminasi virus. 

Kepala UPT Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang Totok menjelaskan, merebaknya wabah PMK, masyarakat disarankan sementara waktu tidak mengonsumsi beberapa bagian daging sapi.

Di antaranya seperti cingur atau mulut sapi, lidah sapi, kikil atau kaki sapi, dan jeroan seperti babat, limpa, dan hati. 

"Memang belum ada laporan virus ini bisa menular ke manusia, tapi sebaiknya hindari konsumsi bagian daging sapi yang terserang penyakit," katanya.

Baca juga: Jumlah Sapi Terinfeksi PMK di Gresik Bertambah, Kini Tembus 700 Ekor dan Belasan yang Mati

Baca juga: Dua Pasar Hewan di Lamongan Ditutup Dampak Wabah PMK, Perumda PD Pasar Himbau Ini ke Masyarakat

Jika terpaksa mengonsumsi bagian-bagian daging sapi yang diduga menjadi tempat bersarang virus, diharapkan masyarakat mengolah daging tersebut secara benar.

Caranya, sebelum diolah, daging sapi perlu dibekukan selama 24 jam, sehingga bisa membunuh bakteri di dalamnya.

Kemudian daging sapi harus dimasak dengan suhu diatas 80 derajat celcius. Sebab menurutnya, dengan suhu panas bakteri akan mati, serta tingkat kematangan daging bisa  sempurna.

Sementara itu, Hairil Kepala Dinas Pertanian mengatakan, sebagai langkah penanganan darurat saat ini timnya tengah mengirim sampel air liur dan darah sapi yang diduga terjangkit virus PMK. Hal itu dilakukan untuk menentukan langkah pengobatan secara tepat.

Selain itu, untuk mencegah penyebaran virus yang lebih masif, pihaknya juga tengah menerjunkan tim untuk melakukan penyemprotan disenfektan ke kandang-kandang, serta pasar hewan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved