Berita Surabaya
Nasib Pilu Gadis Asal Bangkalan, Diculik hingga Surabaya dan Dilecehkan Sopir Angkot
Pria asal Sampang berinisial MA (35) terduga pelaku penculikan dua siswi SMAN 4 Bangkalan, yang ditangkap polisi di Surabaya, diduga sempat
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA-Pria asal Sampang berinisial MA (35) terduga pelaku penculikan dua siswi SMA di Bangkalan, yang ditangkap polisi di Surabaya, diduga sempat melakukan pelecehan seksual terhadap korbannya.
Kapolsek Asemrowo Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Kompol Hari Kurniawan mengungkapkan, pelaku sempat meraba beberapa bagian tubuh salah seorang siswi yang duduk di bangku penumpang di samping kirinya.
Temuan fakta penyidikan tersebut, diperoleh Hari setelah mendengar kesaksian remaja perempuan berinisial DI (16) warga Bangkalan, salah seorang korban yang mengalami tindakan tak senonoh.
"Betul. (Mobil melintas) tempatnya di Jalan Asemrowo Kali. Karena korban yang duduk di sebelah, dia mendapatkan perlakuan kurang ajar," ujarnya di Mapolsek Asemrowo, Rabu (18/5/2022).
Baca juga: Akhirnya Penculik 2 Siswi SMA Bangkalan Tertangkap, Pelaku Sempat Lakukan Pelarian 1 Jam
Mendapati sang sopir mikrolet mobil Suzuki Carry bernopol P-1520-HC itu, terus-terusan melakukan perbuatan tak menyenangkan itu.
DI dan seorang temannya berinisial DN (16) yang duduk di bangku belakang, berinisiatif keluar dari mobil secara paksa dengan membuka pintu mobil lalu melompat hingga jatuh di jalanan aspal kawasan Jalan Asemrowo Kali, Asemrowo, Surabaya.
"Akhirnya kemudian korban yang duduk di belakang merasa tidak nyaman, memilih melompat aja. Akhirnya bersama sama mereka melompat," jelasnya.
Akibat upaya melepaskan diri itu. Kedua korban sempat mengalami luka ringan berupa lecet pada tangan dan nyeri pada panggul sisi kanannya.
Hari menambahkan, pihaknya telah bekerja sama dengan pihak medis untuk memberikan pertolongan pertama terhadap luka-luka korban, termasuk memberikan juga pendampingan psikologis.
"Memang tadi sedikit ada luka di tangannya tapi sudah kami beri penanganan medis. Pertama panik, tapi setelah kita ajak ngomong baik baik, kita ajak bicara santai akhirnya mau makan dan minum," tambah Hari.
Saat disergap oleh anggotanya di kawasan Jalan Perak Barat, Hari menerangkan, MA sempat mengelak dari tuduhan melakukan percobaan penculikan dan pelecehan seksual.
Namun, saat sosok MA dihadirkan dihadapan para korban untuk dicocokan kesaksian atas dugaan perbuatan jahat pelaku. Alhasil, MA pun langsung diam seribu bahasa. Pasalnya, para korban malah berteriak histeris hingga berurai air mata di pos polisi, karena trauma.
Dongkolnya, saat dilakukan pemeriksaan sekaligus penggeledahan barang bawaan terhadap terperiksa di ruang penyidik mapolsek.
Ternyata MA ini hanya memakai setelan pakaian kaus oblong warna putih dan bersarung warna cokelat, tanpa mengenakan celana dalam.
"Dia hanya bawa (pakai) sarung, tidak bercelana. Iya dia pakai sarung tapi tidak bercelana. Dia tidak bawa identitas sama sekali, dia mengaku warga Plenger, menurut kami di Sampang," ungkapnya.
Sekitar pukul 18.30 WIB. MA diserahkan oleh penyidik Unit Reskrim Polsek Asemrowo ke pihak anggota Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, untuk dilakukan mekanisme penyidikan lebih lanjut.
Termasuk, dua orang korban; DI dan DN juga dibawa ke Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, untuk diberikan penanganan psikologis.
Pasalnya, kedua korban tampak syok akibat mengalami insiden pelecehan seksual tersebut. Pantauan TribunJatim.com di lokasi, keduanya terus saja menutupi kedua wajah mereka seraya terdengar sesenggukan menangis, saat berjalan keluar dari Mapolsek Asemrowo menuju mobil petugas.
"Keduanya sempat mau dibawa menggunakan mobil yang dikendarai pelaku tadi. Tapi nangis karena masih trauma. Akhirnya kami bawa menggunakan mobil lain," pungkas Hari.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com