Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Entertainment

Pengakuan Pemain Hantu Film KKN di Desa Penari, Dilarang Kedip hingga Hapus Make Up, Bayaran Pantas?

Pemilik akun Twitter @dwikiaprinaldi mencuitkan soal bayaran kerja pemeran hantu di film KKN di Desa Penari yang ternyata dibayar rendah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Arie Noer Rachmawati
Twitter via TribunStyle
Potret pemain hantu di film KKN di Desa Penari yang tak boleh berkedip. 

Usut punya usut, alasan Subardo dan warga lain dilibatkan syuting tersebut, karena syuting tersebut memakan waktu lebih dari satu hari.

Lantas mereka pun diberi upah sebesar Rp 75 ribu.

"Bayangkan mata tak boleh berkedip dalam waktu yang lama. Kami dibayar Rp 75 ribu sekali pengambilan gambar," bebernya.

Di samping alasan pengambilan gambar dan upah, pria tersebut juga menceritakan kejadian mistis berupa kesurupan.

Kejadian itu rupanya dialami oleh seorang kru saat hendak syuting di rumah Ngadiyo, rumah utama dalam film tersebut.

"Saya sendiri yang menunggui kru di rumah sakit. Kru itu harus dilarikan ke rumah sakit karena alami gangguan pernafasan," tandasnya.

Baca juga: Di Balik Meledaknya Film KKN Desa Penari, Kru Digaji Cuma Rp 75 Ribu hingga Kebenaran Kisah Aslinya

Film KKN di Desa Penari.
Film KKN di Desa Penari. (Instagram)

Warga lain yang ikut berpartisipasi dalam film itu adalah Sukadi (67).

"Saya hanya sehari saja, waktu itu disuruh mengumpulkan daun-daunan," kata Sukadi, salah satu warga Padukuhan Ngluweng, saat ditemui di rumahnya, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.

Dia memilih meneruskan pekerjaan sebagai petani dibandingkan ikut pembuatan film, apalagi memiliki beberapa hewan ternak yang membutuhkan pakan setiap hari.

"Kalau syuting film repot, selain itu harus mencari pakan ternak," kata dia.

Baca juga: Ternyata Tissa Biani Sudah Tutup Mulut, Identitas Mahasiswa Asli KKN di Desa Penari Malah Terkuak?

Warga lainnya, Sardiman (63), mengaku menjadi peran figuran di film KKN di Desa Penari selama tiga hari.

"Jadi mikul tomblok (tempat pakan), saya syuting tiga kali dan ternyata capek ikut syuting itu. Tidak banyak percakapan. Saya ikut syuting di tiga tempat. Setiap adegan ada 5-10 menit," kata Sardiman.

Selain ikut peran, dirinya menjadi penjaga malam lokasi pengambilan gambar.

"Saya jaga malam di setiap lokasi syuting jaga alat-alat dapat Rp 2 juta. Saya jaga bersama dua rekan saya, yaitu Antok dan Marsidi, semua masing-masing dapat Rp 2 juta," kata dia.

Ketua RT 2 RW 1 Pedukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Chasanah membenarkan bahwa wilayahnya menjadi salah satu pengambilan gambar film.

Rumah milik Ngadiyo menjadi salah satu lokasi utama.

Berita KKN di Desa Penari lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved