Berita Regional
Duda Bertopeng Terbirit-birit saat Gagal Rudapaksa Nenek, Kesakitan Digigit, Kebun Karet Saksi Bisu
Duda itu bernama Iqbal (39) warga setempat dan memakai topeng saat beraksi. Ia tega melakukan percobaan rudapaksa terhadap nenek di kebun karet.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
Selanjutnya menutup mulut korban dengan menggunakan tangannya sendiri.
Baca juga: Polda Jatim Tegaskan Tangani Kasus Anak Kiai Jombang Tersangka Rudapaksa Secara Profesional
Korban sempat melawan tersangka dengan menggigit tangan tersangka dan mengambil parang yang berada di dekat korban.
"Korban ini didorong tersangka setelah merasa kesakitan akibat gigitan. Korban juga sempat mengambil sebilah parang di dekatnya. Tersangka yang ketakutan langsung pergi berlari meninggalkan korban. Akibat perbuatan tersangka, korban mengalami 7 jahitan di mulut bagian dalam korban,” ungkapnya.
Saat ini kasusnya masih dalam tahap pemeriksaan guna mempertanggung jawabkan perbuatannya dalam pencabulan yang mengakibatkan luka berat.
“Diketahui tersangka ini sudah ditinggal istri sejak lama atau menduda. Tersangka dikenakan Pasal 289 KUHP jo Pasal 291 ayat (1) KUHPidana dan untuk barang bukti juga sudah di amankan di Polsek Babat supat,” jelasnya.

Sementara itu di Surabaya, Arief (28) pemuda asal Palembang, Sumatera Selatan ini melakukan percobaan rudapaksa terhadap seorang SPG sebuah mall pada Sabtu (5/3/2022) malam.
Aksi tak senonoh pemuda bertato pada kedua lengannya tangannya itu, dilakukan di atas trotoar bahu Jalan Dukuh Menanggal sekitar pukul 21.00 WIB.
Meskipun korban yang berusia 32 tahun itu, sempat terjerembab jatuh, hingga beberapa bagian pakaiannya berhasil ditanggalkan secara paksa oleh tersangka.
Aksi tersebut, berhasil digagalkan oleh warga dan para pengendara, yang melintas dan terperanjat dengan teriakan korban meminta tolong.
Baca juga: Diam-diam Fia Nangis Sebelum Dinikahi Kakek Sondani, Takut? Sang Juragan Tanah Kini Puas Bulan Madu
Pemuda yang cuma lulusan SMP itu, sekonyong-konyong mengakui jika perbuatan tak senonoh yang dilakukan terhadap korban SPG pada malam itu, karena dirinya sedang mabuk seusai menghirup lem.
Kebiasaan mabuk dengan mengandalkan aroma menyengat lem yang dihirup secara berulang-ulang itu, diakuinya juga telah dilakukan Arief sejak berusia anak-anak.
"Saya ngelem itu. Ngelem Aibon. Saya ngelem dari kecil," ujarnya, saat diinterogasi penyidik, Rabu (23/3/2022).
Aksi percobaan rudapaksa yang dilakukannya pada pukul 21.00 WIB, lanjut Arief, merupakan pertama kali.
Sebelumnya, ia sama sekali tidak pernah melakukan aksi nekat percobaan rudapaksa, selama merantau ke Jakarta hingga ke Kota Surabaya.
Ia mengaku, dirinya khilaf karena sedang mabuk dibawah pengaruh aroma lem yang baru saja dihirupnya.