Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Kaprodi Magister Ekonomi Kesehatan UNAIR Sebut PMK Ancam Investasi Pendidikan dan Harga Pasar

Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak tengah mewabah di Indonesia. Imbas dari wabah tersebut ditakutkan bisa sampai menyerang sektor

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Januar
ISTIMEWA/ TribunJatim.com
Koordinator Program Studi Magister Ekonomi Kesehatan Sekolah Pascasarjana UNAIR Dr Ni Made Sukartini SE MSi MIDEC. 

Laporan wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak tengah mewabah di Indonesia. Imbas dari wabah tersebut ditakutkan bisa sampai menyerang sektor ekonomi rakyat.

Hal itu senada dengan penyampaian Koordinator Program Studi Magister Ekonomi Kesehatan Sekolah Pascasarjana UNAIR Dr Ni Made Sukartini SE MSi MIDEC.

Menurutnya, salah satu ekonomi terdampak adalah terkait investasi pendidikan anak.

“Karena, kalau kita lihat masyarakat di desa, mereka biasanya memiliki hewan ternak untuk kebutuhan biaya pendidikan anaknya kelak. Dengan adanya PMK ini, penjualan atau produksi hewan ternak akan terganggu.

Baca juga: Lagi Asyik Ngamar, Sejoli di Mojokerto Kaget saat Digerebek Satpol PP, Ternyata Masih di Bawah Umur

Padahal, nilai jual hewan ternak bisa sampai puluhan juta sehingga diharapkan akan cukup untuk membiayai,” tuturnya, Selasa (31/5/22).

Karena itu, jika kondisi tersebut berlangsung secara terus-menerus, lanjut Dr Made, maka akan menganggu keputusan investasi pendidikan. Angka putus sekolah akan meningkat karena faktor ekonomi akibat PMK ini.

Jadi, PMK tidak hanya menganggu level bisnis skala besar, namun skala kecil juga turut merasakan imbasnya.

*Imbas Jelang Idul Adha*

Dr Made juga menilai, bahwa pada dasarnya aspek ekonomi bukan hanya di sisi produksi, tapi juga konsumsi. Aspek konsumsi hewan ternak, terutama sapi dan kambing akan meningkat jelang Idul Adha dan kebutuhan masyarakat turut terganggu.

“Saya melihat masjid-masjid di Kota Surabaya ini biasanya permintaan hewan kurbannya mencapai puluhan.

Kalau kemudian produksi hewan kurban ini tidak berjalan lancar, maka kebutuhan atau konsumsi juga akan terhambat. Ketika permintaan hewan tinggi namun produksi terbatas, harga juga kemudian dapat melambung,” kata Dr Made.

Jika kondisi tersebut berlangsung terus-menerus maka permintaan hewan kurban bisa jadi menurun. Selanjutnya dikhawatirkan akan ada (langkah alternatif) untuk tetap dapat memenuhi permintaan pasar.

“Yang menakutkan ya akan ada cara-cara curang dalam perdagangan,” imbuh Dr Made.

*Menganggu Kebutuhan Protein*

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved