Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lumajang

Cabai Rawit Merah Mendadak Hilang di Pasaran Lumajang, Padahal Harga Sempat Capai Rp100 per Kilogram

Tiga hari terakhir peredaran cabai rawit merah mendadak hilang di pasar-pasar Kabupaten Lumajang. Banyak pedagang mengaku tak mempunyai stok.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/TONY Hermawan
pedagang Pasar Seruji Kelurahan Ditotrunan, Saroh mengeluh sulit mendapat pasokan cabai rawit merah dari petani. Padahal harganya sempat tembus Rp100 per kilogram 

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Tiga hari terakhir peredaran cabai rawit merah mendadak hilang di pasar-pasar Kabupaten Lumajang.

Banyak pedagang mengaku tak mempunyai stok. Padahal, harga cabai rawit merah per kilogram sebelumnya tembus Rp100 ribu.

Saroh salah seorang pedagang Pasar Seruji Kelurahan Ditotrunan mengatakan, hilangnya cabai rawit merah di pasaran saat ini akibat semakin menipisnya hasil panen petani. Kemarau basah adalah penyebab hasil panen petani cabai kurang maksimal.

Kemudian, kosongnya stok cabai rawit merah di Lumajang, juga disebabkan banyak petani yang lebih memilih mengirim hasil panen ke pedagang luar kota.

Sebab, pedangang luar kota diyakini berani membeli harga lebih tinggi. Sehingga, pedagang lokal tidak kebagian barang.

“Kita kalah dengan pedagang luar kota yang berani bayar mahal, modal mereka kan jauh lebih banyak dibanding kami pedagang pasaran,” kata dia.

Baca juga: Diserang Hama, Produksi Cabai Merah Besar di Madiun Turun 70 Persen, Petani Tertolong Harga Tinggi

Hilangnya cabai rawit merah dari peredaran, membuat harga cabai rawit hijau kini perlahan-lahan juga ikut meroket.

Harga cabai rawit hijau per kilogram sekarang menjadi Rp70 ribu. Padahal, sebelumnya masih Rp60 ribu.

Kemudian, harga cabai keriting merah rupanya juga mengalami kenaikan. Per kilogram yang semula hanya Rp60 ribu sekarang menjadi Rp65 ribu. 

Menurut Saroh, selama tiga hari terakhir cabai rawit merah kosong dari peredaran, cabai keriting masih kerap menjadi pilihan pelanggan. Terutama konsumen dari pemilik usaha warung makan. 

Kendati begitu, Saroh tetap berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi masalah cabai. Sebab, dia memprediksi jika pemerintah tidak segera menangani maka masalah cabai bisa berlangsung lama.

"Saya pesimis kalau dalam waktu satu hingga dua bulan kedepan harga cabai akan turun. Karena panen raya cabai masih lama. Masih bulan oktober mendatang. Makannya kalau bisa mbok ya pemerintah turun ke petani," harapnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved