Berita Surabaya
Sepele Alasan Ibu di Surabaya Aniaya Anak Sampai Tewas, Nenek Rela Jaga Jenazah Cucu: Takut Dibunuh
Begitu sepele dan miris alasan ibu di Surabaya yang tega menganiaya anaknya hingga tewas, nenek pun sampai rela tidur bareng jasad cucunya.
Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
Bahkan, nenek satu ini juga rela tidur bersama dengan cucunya meski sudah tewas.
Ternyata semua dilakukan karena nenek sangat takut dengan ancaman anaknya sendiri.
Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya, Kompol Roycke Hendrik Fransisco mengungkapkan, ibunda tersangka mengetahui cucunya tewas, saat akan memberikan sang cucu susu, Kamis (23/6/2022) sekitar pukul 02.00 WIB.
Tersangka mengancam akan membunuh ESB jika memberitahukan orang lain, perihal kondisi sang anak yang telah tewas.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Pembuangan Bayi di Surabaya Terkuak, Sang Ibu Lahiran di Kamar Mandi, Awalnya Mulas
Kepada penyidik, tersangka berencana akan memakamkan jasad anaknya, sepulang dari acara kantor suami tersangka, di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, yang berlangsung sejak Jumat (24/6/2022) hingga Minggu (26/6/2022).
"Nenek sempat diancam akan dibunuh jika bercerita kepada orang lain," ujar Kompol Roycke Hendrik Fransisco di Mapolsek Wonocolo, Surabaya, Minggu (26/6/2022).
Sementara itu, ESB yang juga nenek korban mengaku, dirinya terpaksa merahasiakan kematian sang cucu, lantaran desakan yang disertai ancaman dari anaknya sendiri.
Dia menduga, anaknya takut jika dirinya membongkar kondisi sebenarnya sang cucu kepada para tetangga atau pihak kepolisian, rencana tersangka untuk berlibur dengan menghadiri acara kantor suaminya di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, bakal berantakan.
"Saya takut sama EA, (mau) dibunuh. EA sudah ngancam saya, ojo ngomong disek, meneng, ngenteni aku sampai muleh (jangan sebarkan dulu, diam, tunggu aku sampai pulang). Iya (diancam dibunuh). Ya saya di dalam (rumah) terus enggak keluar," ungkap ESB saat ditemui TribunJatim.com di rumahnya.

Polisi pada akhirnya menemukan alasan sepele di balik sikap EA terhadap anaknya hingga berakhir meregang nyawa.
Persoalannya sepele. Tersangka mengaku geram dan jengkel mendengar rengekan dan tangisan sang bayi.
Bahkan terhadap dirinya yang merupakan iibunya sendiri, tersangka juga tak segan menganiaya jika dalam beberapa kesempatan melakukan kekeliruan saat menjalankan pekerjaan di rumah.
Bahkan, saat ESB dihadapkan langsung dengan sang anak di ruang penyidik Mapolsek Wonocolo, tatapan mata tersangka kepadanya seperti menyimpan amarah.
"Iya. Tadi malam dia ketemu saya juga mau marah. Saya mau dibunuh. Tapi saya diselamatkan polisi," kata ESB.
Mengenai kualitas hubungan tersangka dengan sang menantu atau suami tersangka berinisial RI. ESB mengaku tak banyak mengetahui.
Baca juga: Geger, Bayi Laki-laki Ditinggal di Teras Rumah Warga Kediri, Tali Pusar Masih Menempel