Berita Tulungagung
Peternak Sapi di Tulungagung Masih Bingung Mengakses Layanan Obat PMK, Terpaksa Pakai Mantri Hewan
Peternak sapi di Tulungagung mengaku masih bingung cara mengakses layanan obat PMK, terpaksa memakai jasa mantri hewan: Memberatkan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Mengaku masih kebingungan untuk mengakses obat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), para peternak sapi di Kabupaten Tulungagung akhirnya memilih meminta pertolongan mantri hewan, dengan biaya yang cukup mahal.
Seperti yang diungkapkan Deni, petani dan pemelihara sapi asal Desa Tugu, Kecamatan Sendang, Tulungagung.
Pamannya harus mengeluarkan uang Rp 400.000 untuk mengobatkan dua ekor sapinya.
"Induknya muncul gejala PMK. Kami bingung, lapornya kemana?" keluh Deni, Rabu (29/6/2022).
Deni pun memilih meminta bantuan mantri hewan praktik mandiri.
Sekali suntik sekaligus obatnya dikenakan biaya Rp 150.000.
Namun ternyata obat pertama ini kurang manjur, sehingga Deni kembali minta bantuan mantri,
"Ternyata anaknya juga muncul gejala PMK. Akhirnya induk dan anaknya sama-sama diobatkan," sambung Deni.
Untuk pengobatan kedua ini, dikenakan biaya Rp 250.000.
Sehingga total uang yang dikeluarkan sebesar Rp 400.000.
Deni pun mempertanyakan akses obat-obatan untuk sapi yang muncul gejala PMK.
"Sebenarnya PMK ini KLB (kejadian luar biasa) atau bukan? Kalau KLB seharusnya peternak bisa mendapatkan layanan obat PMK dengan gratis," ujarnya dengan dongkol.
Lanjut Deni, selama merebaknya virus PMK, para peternak harus mengeluarkan biaya ekstra.
Seperti dirinya yang setiap hari menyemprot kandang dengan disinfektan.