Penangkapan DPO Pencabulan Jombang
Buntut Viralnya Video Ajakan Perang Badar di Ponpes Shiddiqiyyah Jombang, Orator Akan Diperiksa
Buntut viralnya video ajakan Perang Badar di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Jombang, orator akan diperiksa polisi. Surat pemanggilan sudah dilayangkan.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
Karena momen yang direkam dalam video tersebut, terjadi di teras utama ponpes, pada Jumat (8/7/2022) sore. Yakni selepas para santri dan jemaah ponpes menjalani pemeriksaan di Mapolres Jombang.
Sedangkan, orator yang berapi-api dengan bahasa yang sastrawi nan ajek itu bernama Edi Setiawan.
Baca juga: Pantas Tak Ada di Ponpes, Mas Bechi Anak Kiai Tersangka Pencabulan Ternyata di Sini Saat Penangkapan
Edi Setiawan, melalui orasinya bermaksud memotivasi 318 orang santri dan jemaah Pondok Pesantren Shiddiqiyyah yang baru saja menjalani pemeriksaan di Mapolres Jombang, karena insiden penangkapan paksa Mas Bechi terkait kasus pencabulan pada Kamis (7/7/2022).
Joko menerangkan, Edi Setiawan, merupakan salah satu pengurus ponpes, yang berniat membangkitkan kembali motivasi santri dan jemaah untuk tetap semangat menuntut ilmu dan tidak lagi bersedih.
"Itu video hanya kepentingannya menyemangati 300 orang santri yang baru dipulangkan dari mapolres. Jadi bukan untuk provokasi," ujarnya saat dikonfirmasi TribunJatim.com, Minggu (10/7/2022).
Joko menegaskan, pihaknya tetap menghormati keputusan dan proses hukum yang sedang menyeret Mas Bechi.
Tidak ada upaya-upaya sistemik atau bersifat di bawah tanah yang bertujuan menodai keputusan hukum tersebut.
"Dari pesantren menghormati proses hukum. Tidak ada instruksi-instruksi yang tidak jelas itu," tegasnya.
Ia juga menambahkan, terkait beredarnya video tersebut, pihaknya sudah memintai penjelasan terhadap Edi Setiawan, pada hari yang sama, yakni pada malam harinya.
Sekaligus, Joko mengatakan, pihaknya juga meminta Edi Setiawan untuk membuat pernyataan tertulis untuk menerangkan maksud isi orasinya secara kontekstual sejelas-jelasnya muatan informasi yang terkandung dalam isi orasinya.
Berdasarkan surat pernyataan yang dibuat Edi Setiawan untuk disampaikan kepada Joko Herwanto yang dibuat di Ploso, Jombang, Jumat (8/7/2022), sebagaimana yang dibaca TribunJatim.com, pada Minggu (10/7/2022), Edi menuliskan, orasi tersebut merupakan bagian dari ucapan sambutan kepada para santri dan jemaah Shiddiqiyyah yang baru menjalani pemeriksaan dari Mapolres Jombang.
"Bersama surat ini kami mau menjelaskan bahwa pada saat penerimaan saudara-saudara yang pulang kembali ke Pesantren Shiddiqiyyah dari Polres Jombang. Selaku pengurus Orshid diminta untuk memberikan sambutan penerimaan."
"Pada saat bersalaman dengan mereka semua terlihat kondisi mereka yang kehilangan semangat, lunglai dan sebagian menangis haru. Melihat itu kami merasa perlu untuk memberikan semangat kepada mereka agar tetap siap berjuang dalam menjalankan program-program pesantren."
Edi sengaja memilih diksi dalam orasinya dengan susunan kata puitis, dalam menceritakan kisah perang zaman Rasullulah, agar para santri dan jemaah Shiddiqiyyah, kembali bersemangat.
"Kami sengaja memilih gaya bahasa puitis agar bisa disampaikan secara singkat, jelas dan padat dalam menyemangati mereka untuk tetap kuat dalam ibadah, dengan mengambil kisah dari Perang Badar, sebab saat mereka datang semua orang yang hadir menyambut mereka dengan bacaan doa 'Sholawat Badar'. Terutama setelah selesai Perang Badar, Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Ada perang yang lebih besar dari pada Perang Badar'. 'Apakah itu ya Rasulullah?' tanya sahabat. Rosul menjawab, 'itu perang melawan Hawa Nafsu'."