Berita Tulungagung
Teriakan Para Saksi Mewarnai Rekonstruksi Suami di Tulungagung Bunuh Istri: Gak Mungkin Itu Bohong
Teriakan para saksi mewarnai jalannya rekonstruksi pria di Tulungagung tega bunuh istri karena tersinggung: Gak mungkin itu bohong.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Rekonstruksi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menewaskan Sri Utami (43), ibu rumah tangga di Desa Besole, Kecamatan Besuki, Tulungagung, digelar di Gedung Reskrim Polres Tulungagung, Rabu (20/7/2022).
Satreskrim Polres Tulungagung tidak menggelar rekonstruksi di tempat kejadian perkara dengan alasan keamanan tersangka Warsito (50), yang tak lain adalah suami korban.
Selama jalannya proses rekonstruksi, para saksi dari kerabat korban banyak yang meluapkan kekesalannya.
Mereka berteriak-teriak menuding Warsito berbohong.
Terutama saat dia memperagakan adegan mendorong istrinya hingga mata kanannya membentur besi bulatan tangga ke lantai dua.
"Gak mungkin itu ndan, betul itu. Matane (matanya) pecah bu," seru saksi bernama Giran kepada Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak, Iptu Retno Pujiarsih yang memimpin rekonstruksi.
Iptu Retno Pujiarsih pun sampai terganggu dengan teriakan para saksi.
Ia meminta mereka diam agar bisa konsentrasi dan menyelesaikan rekonstruksi.
Situasi pun kembali tenang, dan rekonstruksi berjalan lancar.
Menurut Iptu Retno Pujiarsih, rekonstruksi memperagakan 38 adegan dari rencana awal 35 adegan.
Penambahan adegan ini untuk memperdalam pada bagian tertentu.
"Pada adegan ke-15 saat memperagakan adegan mencekik sambil mendorong korban. Itu sesuai dengan hasil autopsi, bahwa korban meninggal karena kekurangan oksigen," terang Iptu Retno Pujiarsih.
Pada adegan 19-20 juga menunjukan saat penting, saat tersangka mendorong tubuh istrinya hingga mata kanannya membentur bulatan besi pada pagar menuju lantai dua.
Kejadian ini membuat bola mata korban sampai pecah.