Berita Jember
Warga Jember Merana Kesulitan Air Bersih sejak Januari: Semakin ke Sini Makin Habis
Dam Sembah jebol, warga Jember merana kesulitan air bersih: Sejak Januari, makin ke sini, air bersih semakin habis.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dwi Prastika
Warga di beberapa titik di Kecamatan Patrang itu kesulitan air bersih pasca rusaknya Dam Sembah di Sungai Jompo yang berada di antara Kelurahan Gebang dan Slawu Kecamatan Patrang. Dam tersebut terputus akibat diterjang beberapa kali banjir di tahun 2020 dan 2021.
Akibatnya, pintu pembagi air di dam rusak. Pintu pembagi itu membagikan aliran Sungai Jompo ke sejumlah saluran air kecil ke persawahan maupun permukiman warga di seputaran Gebang dan Jember Lor.
Saluran air yang melewati permukiman warga menjadi sumber resapan sumur. Akibat, saluran air tidak teraliri air, sumur warga pun mengering.
"Kami di rumah memakai air sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Namun sejak saluran air ini tidak teraliri, air di sumur rumah kami mengecil sampai akhirnya mengering," tutur Ernita lagi.
Selama tiga bulan pertama warga kesulitan air bersih, warga setempat menyiasatinya dengan membeli air bersih. Satu galon air bersih 15 liter dibeli seharga Rp 5.000. Sedangkan untuk kebutuhan mandi, cuci, dan buang air besar, warga terpaksa melakukannya di Sungai Jompo.
Sungai Jompo terletak cukup jauh dari Lingkungan Tegalrejo, berjarak lebih dari 300 meter. Jika tidak ada darurat air sumur seperti yang terjadi saat ini, warga tidak memakai sungai untuk aktivitas MCK mereka.
"Namun sejak kondisi seperti ini, mau gimana lagi, terpaksa di sungai," lanjutnya.
Sedangkan untuk mencuci piring, dan memasak, warga membeli air bersih. Atau juga mengambil air bersih di sumber mata air yang berada sekitar 200 meter dari lingkungan mereka.
Barulah sejak hampir 4 bulan lalu, Pemkab Jember memberikan bantuan tandon air di dua titik, yakni di Gang Jambu Gebang Poreng, dan Lingkungan Tegalrejo tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, PDAM, PU Cipta Karya, PMI, Polres Jember, dan Kodim 0824 Jember secara bergantian menyalurkan air bersih ke dua tandon tersebut.
Erni menyebut, awalnya pengiriman air bersih dilakukan setiap hari.
"Namun mulai dua pekan terakhir ini, kok dua hari sekali. Ketika tidak ada pengiriman air, ya kami usaha sendiri," lanjut Erni yang diamini oleh tetangganya Hesti Mitasari.
Hesti menambahkan, dirinya dan orang di lingkungannya terpaksa membeli air bersih atau meminta dari rumah saudaranya.
Sedangkan untuk urusan MCK, sampai sekarang warga terpaksa harus melakukannya di Sungai Jompo. Erni yang memiliki dua anak sekolah, harus lebih pagi membangunkan sang anak dan mengajak mereka mandi ke sungai.
Jika biasanya dua anaknya bersiap mulai pukul 06.00 WIB. Saat ini, mereka harus mulai mandi pukul 05.00 Wib saat sungai masih sepi.