Berita Ponorogo
Memasuki Bulan Kemerdekaan, Pedagang Bendera Merah Putih Musiman Mulai Menjamur di Ponorogo
Memasuki bulan kemerdekaan, pedagang bendera merah putih musiman mulai menjamur di Ponorogo. Para pedagang banyak yang dari Bandung, Jawa Barat.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Memasuki bulan kemerdekaan, pedagang bendera musiman mulai bermunculan di sejumlah ruas jalan di Ponorogo, Senin (1/8/2022).
Bendera merah putih dengan berbagai ukuran, bentuk, dan modifikasi dibentangkan oleh pedagang, untuk menarik masyarakat yang ingin ikut memeriahkan bulan kemerdekaan.
Seorang pedagang bendera di Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Agus tampak sibuk melayani sejumlah pembeli yang datang silih berganti.
Ia sudah buka lapak di ruas jalan Ponorogo-Jetis tersebut sejak tiga hari yang lalu.
"Setiap tahun menjelang Agustus saya selalu jualan bendera. Jualannya juga selalu di sini," kata Agus, Senin (1/8/2022).
Menurut Agus, selama tiga hari ini ia baru bisa menjual 10 biji bendera. Namun ia yakin semakin dekat dengan hari kemerdekaan, penjualannya akan semakin meningkat.
"Dulu sebelum pandemi Covid-19 3 hari bisa terjual sampai 1 kodi (20 biji). Kalau sekarang saya buka sejak hari Sabtu (30/7/2022) baru terjual 10 biji," jelasnya.
Menurut Agus, pandemi Covid-19 memang sangat berpengaruh pada omzet penjualannya. Sebelum pandemi Covid-19 ia bisa menjual hingga 4 ribu biji bendera.
Namun semenjak pandemi Covid-19, penjualannya turun drastis hingga 50 persen.
"Saya buka sampai tanggal 17 Agustus nanti, semoga tahun ini bisa naik lagi seperti sebelum ada virus Corona," ucapnya.
Agus menjual berbagai jenis bendera merah putih dengan berbagai bentuk dan ukuran. Namun yang menjadi favorit masyarakat adalah bendera merah putih berukuran 80 x 120 cm dengan harga Rp 25 ribu.
Lebih lanjut, Agus mengatakan, ia merupakan pendatang dari Bandung, Jawa Barat yang sudah lama menetap di Ponorogo.
Sehari-hari ia bekerja berjualan gorden, namun khusus bulan Agustus ia memilih jualan bendera merah putih karena dirasa lebih menguntungkan.
"Kalau di sini mayoritas pembelinya warga sekitar saja. Instansi pemerintah jarang," lanjut Agus.